Askrindo berdayakan siswa putus sekolah di daerah perbatasan

Minggu, 15 Desember 2019 | 16:01 WIB   Reporter: Noverius Laoli
Askrindo berdayakan siswa putus sekolah di daerah perbatasan

ILUSTRASI. PT Askrindo berikan bantuan 40 unit komputer ke PKBM Mustika Sanggau. PT Askrindo dukung pengembangan SDM daerah tertinggal


ASURANSI -  JAKARTA. PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) atau Askrindo, melalui program Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hadir untuk negeri ikut membantu program pemerintah dalam pembangunan di wilayah 3T yakni tertinggal, terdepan dan terluar.

Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Mustika merupakan salah satu sarana pendidikan yang mendapat perhatian khusus dari perusahaan pelat merah ini melalui program BUMN Hadir Untuk Negeri untuk membantu para siswa yang kurang beruntung.

Baca Juga: Cegah stunting, Askrindo beri bantuan ke warga Baduy, Banten

Corporate Secertary Askrindo, Denny S Adji mengatakan, Askrindo mengambil langkah tersebut  guna  membantu pemerintah meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM)  agar terciptanya pemerataan ekonomi nasional yang lebih baik lagi.

"Saat ini Askrindo tengah fokus menyalurkan CSR maupun bina lingkungan ke beberapa daerah yang masuk ke dalam 3T (tertinggal, terdepan dan terluar ) salah satunya di daerah daerah yang berbatasan langsung dengan negara negara tetangga seperti di Papua dan Kalimantan," ujarnya dalam siaran pers, Minggu (15/12).

Berbagai bantuan CSR dan Bina Lingkungan Askrindo memfokuskan kepada pengembangan kapasitas SDM mulai dari sarana pembelajaran untuk anak anak usia dini dengan Mobil Pintar hingga bantuan berupa sarana pembelajaran yang disalurkan ke sekolah maupun Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) khususnya di daerah daerah 3T.

Menurut Denny salah satu bantuan tersebut mereka berikan di daerah Sanggau, Kalimantan Barat. Ia bilang, keberadaan sekolah non formal di daerah 3 T tersebut menjadi salah satu alternatif yang sangat diminati masyarakat, apalagi bagi para pelajar yang putus sekolah.

Baca Juga: Askrindo catat pendapatan premi senilai Rp 4,53 triliun hingga September 2019

Seorang siswa bernama Antrimo (16) misalnya, pemuda asal Kabupaten Sanggau, ini lebih memilih melanjutkan pendidikannya di PKBM Mustika, Balaikarangan.

"Saat masih tinggal di kampung, saya sekolah hanya sampai Sekolah Dasar karena tidak punya biaya untuk melanjutkan ke SMP jadi saya bantu orang tua untuk bekerja di kebun saja," Antrimo.

Dirinya sempat putus sekolah hingga tiga tahun lamanya. Akan tetapi, tetangganya memberikan informasi ada sekolah non formal yang bisa mendapatkan ijazah yang setara dengan sekolah formal dirinya serta orang tuanya pun antusias untuk mengikuti kegiatan belajar di tempat tersebut.

"Saya bercita cita menjadi tentara karena ingin mengabdi kepada negara," ujar Antrino.

Baca Juga: Wujudkan SDM unggul, Askrindo operasikan mobil pintar & beri pelatihan ke 350 guru

Editor: Noverius Laoli

Terbaru