Bea Cukai Jawa Timur musnahkan barang ilegal senilai lebih Rp 3 miliar

Jumat, 28 Agustus 2020 | 22:38 WIB   Reporter: Yusuf Imam Santoso
Bea Cukai Jawa Timur musnahkan barang ilegal senilai lebih Rp 3 miliar

ILUSTRASI. Jajaran Bea Cukai Jawa Timur musnahkan?barang ilegal.


BEA DAN CUKAI - JAKARTA. Kantor Wilayah Bea Cukai Jawa Timur II beserta unit kantor bea cukai di wilayah kerjanya melakukan pemusnahan secara serentak terhadap barang hasil penindakan yang telah ditetapkan sebagai barang milik negara dan merupakan bagian dari hasil operasi Gempur Rokok Ilegal tahun 2020.

Pemusnahan yang dilakukan pada hari Selasa (25/8) tersebut merupakan hasil sinergi antara 17 institusi pemerintahan serta 8 satuan kerja di bawah pengawasan Kanwil Bea Cukai Jawa Timur II.

Kepala Kanwil Bea Cukai Jawa Timur II, Oentarto Wibowo, mengungkapkan total dari barang yang dimusnahkan sebanyak 4.813.523 batang rokok, 324.385 gram tembakau iris, 4.382 liter miras, dan 364 keping pita cukai. Selain itu, diamankan pula 111 buah barang-barang impor illegal melalui Kantor Pos Lalu Bea.

“Nilai-nilai barang tersebut sekitar Rp 3,059 miliar, dengan potensi kerugian negara sekitar Rp 2,012 miliar,” ungkap Oentarto dalam keterangan resminya, Jumat (28/8).

Baca Juga: Bea Cukai berikan pembebasan impor Rp 1,62 triliun untuk penanganan Covid-19

Sementara itu, Bea Cukai Blitar yang merupakan unit kerja di bawah Kanwil Bea Cukai Jawa Timur II turut bergabung secara virtual melakukan pemusnahan terhadap barang hasil penindakan dari operasi Gempur Rokok Ilegal yang dilaksanakan di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara Kelas II Blitar.

Kepala Kantor Bea Cukai Blitar Akhiyat Mujayin mengatkan dalam Operasi Gempur yang dilaksanakan sejak tanggal 6 Juli sampai 31 Juli 2020, pihaknya berhasil melakukan penindakan terhadap rokok ilegal sebanyak 90.909 batang serta cairan vape ilegal yang merupakan hasil pengolahan tembakau lainnya (HPTL) sebanyak 109 botol.

Adapun, nilai barang atas penindakan tersebut sebanyak Rp 70 juta sedangkan potensi kerugian negara mencapai Rp 40 juta.

Di tempat berbeda, Bea Cukai Banyuwangi juga ikut melaksanakan pemusnahan terhadap 39.470 rokok ilegal dengan perkiraan nilai barang sebesar Rp 40,25 juta dan perkiraan kerugian negara sebesar Rp 17,96 juta.

Kepala Kantor Bea Cukai Banyuwangi R. Evy Suhartantyo menyampaikan bahwa Bea Cukai Banyuwangi telah melakukan upaya extraordinary yang salah satunya melalui operasi Gempur Rokok Ilegal dalam rangka menekan peredaran rokok ilegal sampai dengan 1% di tahun 2020.

“Kami mengimbau kepada masyarakat untuk membeli rokok yang legal dan apabila mengetahui adanya peredaran rokok ilegal, dapat menginformasikan kepada Bea Cukai Banyuwangi,” ungkapnya.

Bea Cukai Kediri juga melakukan pemusnahan terhadap barang hasil tegahan periode November 2019 hingga Juni 2020. Dalam kesempatan tersebut, Bea Cukai Kediri memusnahkan 152.888 batang rokok ilegal, 324 kg tembakau iris, 404 bungkus tembakau iris kemasan, serta barang hasil tegahan pos lalu bea yang terdiri dari part air softgun, sparepartbekas, obat dan suplemen, serta sex toys.

Baca Juga: Kemenkeu optimistis penerimaan bea dan cukai akan capai target

Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai II Kantor Bea Cukai Kediri, Farid Fahrudi mengungkapkan total perkiraan nilai barang yang dimusnahkan sebesar Rp 206 juta dengan potensi kerugian negara yang diselamatkan sebesar Rp 72 juta.

Dan selama periode tiga minggu operasi gempur, Bea Cukai Kediri beserta aparat penegak hukum terkait berhasil mengamankan rokok ilegal sebanyak 125.176 batang dengan total perkiraan nilai barang sebesar Rp 127 juta.

Pada kesempatan yang sama, Bea Cukai Kediri bekerja sama dengan Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya wilayah kerja Kantor Pos Kediri memusnahkan 1,12 Ton benih sawi putih asal Jepang yang tidak memiliki izin.

“Pemusnahan dilakukan karena di dalam benih sawi putih tersebut terkandung bakteri kategori golongan A1. Guna mencegah hama penyakit tumbuhan tersebar dilakukan pembakaran terhadap komoditi impor tersebut,” ungkap Kepala Subseksi Penyuluhan Bea Cukai Kediri, Andyk Budi.

Andyk Budi mengatakan sejalan dengan kemudahan jual beli secara online, jumlah media pembawa organisme pengganggu tumbuhan karantina (MP-OPTK) yang masuk wilayah Kediri juga semakin meningkat, untuk itu sesuai dengan amanah UU No. 16/1992 Bea Cukai Kediri melakukan peningkatan pengawasan dan koordinasi dengan Balai Karantina.

Baca Juga: Per 31 Juli 2020, realisasi penerimaan bea dan cukai mencapai Rp 109,06 triliun

Tidak ketinggalan, Kepala Kantor Bea Cukai Madiun Iwan Hermawan  juga melakukan pemusnahan terhadap 2.104 batang rokok ilegal dan 74.500 ml miras ilegal. Atas temuan pelanggaran tersebut, negara ditaksir telah dirugikan lebih dari Rp 4 juta.

Melalui penindakan yang telah dilakukan jajarannya di wilayah Jawa Timur, Oentarto berharap tingkat peredaran rokok ilegal dapat ditekan hingga 1 persen.

“Mari kita menyatukan tekad untuk menggempur rokok illegal. Karena direct impactnya, nanti hasil tembakau yang melalui jalur legal akan dihitung dan hasilnya akan dikembalikan lagi ke pemerintah daerah dalam bentu dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBH-CHT) yang salah satunya dimanfaatkan untuk penanggulangan Covid-19. Maka harus jadi concern kita bersama,” pungkas Oentarto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 3 Tampilkan Semua
Editor: Yudho Winarto
Terbaru