Begini kondisi pedagang pakaian yang terpaksa tutup ketika PPKM darurat

Jumat, 13 Agustus 2021 | 08:45 WIB   Reporter: Vina Elvira
Begini kondisi pedagang pakaian yang terpaksa tutup ketika PPKM darurat


COVID-19 - BANDUNG. Sejumlah kios di ITC Kebon Kalapa, Kota Bandung, nampak mulai kembali beroperasi, setelah satu bulan lebih harus tutup karena kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat Jawa - Bali yang dimulai pada 3 Juli 2021 lalu. 

Berdasarkan pantauan Kontan.co.id hari ini, Kamis (12/8), kios-kios yang sudah buka hanyalah yang berada di area depan ITC saja. Sementara toko-toko yang ada di bagian dalam gedung, mayoritasnya masih tutup dan tidak begitu banyak aktivitas di dalamnya. 

Ketika menyambangi area depan ITC, Kontan.co.id bercakap dengan salah satu pemilik toko pakaian bernama toko Cahaya Pesona. Perempuan berusia 49 tahun yang enggan disebutkan namanya itu mengatakan bahwa dia baru mulai berdagang kembali sejak 3 Agustus lalu. 

Dia bercerita, selama PPKM darurat, dia dan rekan sesama pedagang pakaian sama sekali tidak bisa menjajakan barang dagangannya. Sehingga mereka pun terpaksa harus 'meliburkan' tokonya sampai keadaan pandemi membaik atau ketika kebijakan baru dikeluarkan. 

Baca Juga: Pusat belanja kembali dibuka, begini kata emiten pengelola mal

"Ya gak bisa dijual atuh, di bawa keluar juga gak bisa dijual, cuman di sini aja tempatnya (di dalam kios). Di luar (gedung) ITC juga gak boleh jual kan karena gak bisa," ungkapnya. 

Saat ini, kios-kios di ITC Kebon Kelapa sudah dapat dibuka kembali tapi dengan beberapa syarat. Salah satunya adalah jam operasional yang terbatas, yakni hanya dari pukul 09.00 - 16.00. Tepat pada pukul 17.00, area gedung ITC sudah harus dikosongkan dan semua kios di dalamnya harus ditutup. 

"Jam 17.00 sudah harus tutup semua. Kalau normal kan biasanya buka jam 08.00 tutup bisa jam 18.00-19.00 kalau untuk toko yang ada di area depan," jelasnya. 

Pedagang yang sudah berjualan di ITC selama 17 tahun ini berujar, dia sudah mencoba berbagai cara untuk mengakali penjualan yang anjlok selama PPKM darurat. Salah satunya dengan menjajakan barang dagangannya via daring. 

Namun demikian, cara tersebut dirasa tidak begitu efektif jika dibandingkan dengan berjualan secara langsung. Sebab, banyak dari pelanggannya yang lebih menyukai memilih pakaian secara offline datang ke toko. 

"Aku mah kadang online jual juga. Jadi foto barang aku kirim ke teman-teman, kalau ada yang beli alhamdulillah. Tapi kan keadaan sekarang mau beli makan aja susah. Terus kan kalau di sini bisa lihat barang kami ada apa aja, sementara kalau online kan terbatas," bebernya. 

Selama mulai berjualan kembali 3 Agustus hingga hari ini, dia bilang dagangannya belum ramai pengunjung. Sehingga dia pun mengatur kiat untuk tidak memasok barang terlalu banyak terlebih dahulu sampai kondisi pasar sudah kembali normal. 

"Sekarang mau stok juga agak susah, takutnya nanti diperpanjang lagi (PPKM) dan toko harus tutup lagi. Jadi sekarang habisin stok yang ada aja dulu, kalau udah ada uang baru aku belanja (stok) lagi," ujar dia. 

Jauh sebelum pandemi, dia mengatakan bahwa per-harinya bisa mengantongi penjualan hingga Rp 2 juta. Namun saat ini (setelah pandemi), dapat omzet Rp 500 ribu par hari saja sudah sangat bersyukur. Sebab, ada hari-hari tertentu di mana dagangannya tidak laris sama sekali. 

"Tapi sekarang belum banyak yang beli, karena memang baru mulai beroperasi lagi. Memang ada (yang beli), tapi kadang gak penglaris juga," pungkasnya. 

Berdasarkan Catatan Kontan.co.id, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4,3,2  di Jawa Bali hingga 16 Agustus.

Seiring dengan perpanjangan tersebut, pemerintah melakukan uji coba implementasi protokol kesehatan pada pusat perbelanjaan/mall/pusat perdagangan pada kabupaten/kota di wilayah Jawa – Bali dengan kriteria level 4 PPKM. Hal itu diatur dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) nomor 30 tahun 2021.

Selanjutnya: Vaksin saja tidak cukup, PHRI minta pemerintah pangkas harga testing Covid-19

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Handoyo .

Terbaru