“Saya nggak tahu harus bagaimana kalau kena PHK. Bagaimana dengan uang sekolah anak-anaknya dan biaya hidup setiap hari,” katanya.
Baca Juga: Cukai hasil tembakau naik, serapan tembakau diramal anjlok 30%
Selama ini, Ita memang menjadi tulang punggung keluarganya. Suaminya, Soni Wahyono hanya menjadi buruh kontrak di Pelaburan Brondong, Lamongan, dengan penghasilan yang tak menentu.
Sepanjang tahun ini, Ita juga sempat was-was ketika mengetahui ada kenaikan harga cukai tinggi. Kenaikan itu pun dirasakan dampaknya oleh Ita. Termasuk laju IHT yang terseok-seok kalau terus tergencet seperti ini.
Ita merasakan betul selama 19 tahun dirinya bekerja sebagai pelinting SKT membawa dampak besar bagi kehidupan keluarganya. Kebiasaannya menabung masih dilakukan sampai sekarang. Setidaknya tiap bulan, ketika gajian selalu ada lembaran rupiah yang ditabung.
Kebiasaan Ita itu pun membawa berkah tersendiri baginya. Setelah celengan ayam dipecah, Ita mampu mengumpulkan jutaan rupiah yang kini diwujudkan dengan membangun usaha air mineral.
Lompatan kehidupan yang dijalani Ita tak lepas dari pekerjaannya di SKT yang menjadi ladang rejeki bagi keluarganya. Dari setiap rupiah yang ditabungnya kini memiliki wujud nyata berupa unit usaha yang akan digelutinya di desa.
Kedua anaknya, Exelent Bintang Pratama, 14, dan Ronald Redi Setiawan, 9, juga bisa bersekolah. Keduanya pun tercukupi semua kebutuhannya setiap hari dari jerih payah yang dilakukan Ita dengan bekerja di IHT.
Kini, di tengah pandemi Covid-19, Ita dan teman-temannya di IHT berharap pemerintah memiliki nurani untuk berpihak pada para pekerja yang menjadi tulang punggung keluarga.
Kerja kerasnya tak akan sia-sia dan dirinya yakin ke depan banyak keluarga yang terbantu dengan semakin berkembangnya IHT.
Baca Juga: Bupati Tegal berharap tarif cukai SKT 2021 tak naik
Ia pun ingin menyampaikan ke pemerintah tentang semangat kerja keras para perempuan di pusaran IHT. Mereka tak hanya menjadi pekerja, tapi juga penopang utama keluarga dan ekonomi masyarakat di desa.
“Semoga saja tahun depan tak ada kenaikan cukai lagi. Teman-teman di IHT takut imbasnya nanti kena PHK. Kami semua yang kerja di SKT berharap pemerintah bijak. Kami ingin terus bisa bekerja dan mencukupi kebutuhan rumah,” imbuhnya. (Yoni Iskandar)
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Pekerja Keras IHT, Tulang Punggung Keluarga di Masa Pandemi Covid-19,
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News