PERTANIAN - SUBANG - Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya mengantisipasi dampak negatif perubahan iklim global melalui Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) dan pemupukan berimbang melalui Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik) pada lokasi Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) di Provinsi Jawa Barat.
Kementan mengandeng 37 Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) pada tiga Daerah Irigasi (DI) yakni DI Jatiluhur, Cikeusik dan Cipancuh yang mencakup empat kabupaten: Cirebon, Indramayu, Subang dan Karawang.
Hal itu dikemukakan Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Bustanul Arifin Caya pada Jumat (26/5) di Desa Jatimulya, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang pada kegiatan 'Mid Term Review Mission dan Farmer Field Day (FFD)' di lokasi CSA SIMURP 2023.
Baca Juga: Sistem Kemitraan Bisa Jadi Penopang Daya Asing Industri Sawit di Pasar Global
Selain Genta Organik, Kementan menerapkan Teknologi CSA padi atau non padi plus kegiatan 888 Demplot CSA, delapan lokasi Scalling up @50 ha/lokasi, Bimbingan Teknis (Bimtek) CSA dan uji emisi Gas Rumah Kaca (GRK) empat kabupaten, penguatan BPP, Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP), Kelompok Wanita Tani (KWT) di 37 BPP serta operasional manajemen di provinsi dan kabupaten.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan kepada seluruh jajarannya, harus berpartisipasi aktif menyukseskan program utama dan strategis Kementan di antaranya Program SIMURP.
“Program-program utama Kementan lainnya yang harus didukung diantaranya Kostratani dan peningkatan pemberdayaan petani dan penyuluh," katanya.
Mentan Syahrul mengingatkan, semuanya merupakan kunci keberhasilan pembangunan pertanian, dimulai dari penyuluh, dengan meningkatkan kapasitas dan keterampilan sehingga produksi pangan bagi 267 juta jiwa penduduk Indonesia tercapai.
Hal senada ditegaskan Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi bahwa CSA merupakan kunci andalan SIMURP sehingga harus betul-betul dipahami oleh seluruh pelaksana SIMURP di pusat dan daerah.
"Target CSA meningkatkan produksi dan produktivitas, mengajarkan budidaya pertanian tahan perubahan iklim, mengurangi risiko gagal panen, menekan emisi Gas Rumah Kaca dan meningkatkan pendapatan petani di daerah irigasi Proyek SIMURP," katanya.
Baca Juga: Lakukan Percepatan 'Pertanian Cerdas Iklim', Kementan Jalin Koordinasi Dengan Pemda
Menurut Dedi Nursyamsi pengelolaan sawah jangan sampai menghasilkan emisi gas metan karena sawah merupakan sumber pangan bagi seluruh rakyat.
“Sawah jangan dibiarkan tergenang terus. Sawah yang bagus itu tergenang kering. Gunakan pestisida yang tepat dan aman dengan pemupukan berimbang," katanya.
Sebagaimana diketahui, Program SIMURP merupakan modernisasi irigasi strategis dan program rehabilitasi mendesak. Pengelolaannya lintas empat kementerian dan lembaga yakni Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dengan target lokasi Daerah Aliran Sungai (DAS).