Beruntung, Jakarta masih memiliki bantalan ekonomi yang cukup kuat, yang ditunjang oleh berbagai sektor. Seperti jasa keuangan, jasa kesehatan dan informasi komunikasi. Dilihat dari struktur perekonomian dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), kontribusi paling besar berasal dari sektor perdagangan yang capai 16,60%.
Adapun, beberapa sektor yang paling terdampak kontraksi produktivitas bisnisnya adalah jasa keuangan (14,3%), sektor kesehatan (12,2%), sektor pariwisata (11,8%), perdagangan (11,2%), serta industri pengolahan (10,41%).
Dengan kondisi itu, pertumbuhan ekonomi Jakarta di tahun ini diprediksi bakal kontraksi 3,89%.
"Artinya kontribusi perekonomian Jakarta terhadap perekonomian nasional juga sangat signifikan. Tentunya menjadi catatan penting adalah menjaga produktivitas sektor pembentuk PDRB Jakarta menjadi kunci utamanya," terang Rizal.
Baca Juga: Nilai tukar petani dan nelayan akan jadi indikator RAPBN, apa kata ekonom?
Kata dia, hasil proyeksi menunjukkan bahwa kondisi ekonomi dan bisnis Jakarta akan membaik dan meningkat jika difokuskan pada kebijakan pemulihan ekonomi di beberapa sektor strategis. Paling tidak, ada empat sektor yang menurut Rizal harus mendapatkan fokus perhatian.
Pertama, sektor kesehatan. Hal ini paling penting, untuk memastikan penyebaran Covid-19 menurun, bahkan flattening curve-nya hingga bisa menjadi 0%.
Kedua, sektor-sektor strategis pembentuk dan akselerator perekonomian Jakarta. Seperti sektor jasa keuangan, sektor infokom, dan sektor pengolahan termasuk makanan dan minuman.
Ketiga, kelembagaan untuk menjalankan kebijakan penyebaran Covid-19 dan pemulihan ekonomi dipastikan berjalan dengan baik secara berkala, terstruktur, direvaluasi dan manageable. Keempat, kedisiplinan dalam tata kehidupan new normal (new equilibrium) kepada masyarakat dan stakeholder dengan protokol kesehatan yang ditetapkan.
"Evaluasi dan monitoring atas efektifitas kebijakan yang disusun dan diimplementasikan adalah key factor dalam mencegah penularan dan dampaknya terhadap perekonomian Jakarta. Termasuk pemulihan ekonomi Jakarta dalam kondisi tata kelola new normal (new equilibrium)," pungkas Rizal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News