SURABAYA. Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada tahun 2014 mencapai 5,86% dibanding tahun sebelumnya. Pencapaian ini memperlihatkan ekonomi melambat dibanding tahun 2013 yang bisa mencetak pertumbuhan 6,08% year on year.
"Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha. Penyediaan akomodasi dan makan minum merupakan sektor yang mengalami pertumbuhan ekonomi tertinggi sebesar 8,88%," kata Kepala Badan Pusat Statistik Jatim, M Sairi Hasbullah ditemui di Surabaya, Kamis (5/2).
Posisi berikutnya, diikuti sektor jasa perusahaan yang tumbuh sebesar 8,52%. Kemudian, sektor jasa kesehatan serta kegiatan sosial sebesar 8,17%.
"Struktur perekonomian Jatim sesuai lapangan usaha tahun 2014 didominasi industri pengolahan 28,90%," ucapnya.
Selain itu, jelas dia, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan 13,73%, dan perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-sepeda motor 17,24%.
Sementara, jika dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Jatim tahun 2014 justru industri pengolahan memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 2,22%.
"Lalu diikuti oleh perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor 0,85% sedangkan konstruksi sebesar 0,50%," paparnya.
Sementara itu, pengeluaran dalam ekonomi Jatim tahun 2014 sebesar 5,86% terjadi di seluruh komponen. Pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) merupakan komponen dengan pertumbuhan tertinggi sebesar 13,39%.
"Selain itu, konsumsi rumah tangga sebesar 5,92% dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 4,37%," ujarnya.
Pada tiga bulan terakhir tahun 2014 (kuartal IV), ekonomi Jawa Timur melaju 6,01%. Angka tersebut lebih baik dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, 5,96%.
"Perekonomian Jatim tahun 2014 diukur dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 1.540,7 triliun dan PDRB perkapita mencapai Rp 39,9 juta," katanya. (Chandra HN)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News