Anomali iklim dan prediksi musim hujan 2025
Ardhasena juga menyebutkan, hujan yang masih terjadi di wilayah yang seharusnya kemarau sebagai anomali iklim.
Umumnya, Agustus adalah puncak kemarau di Indonesia bagian, selatan seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
"Namun pada 2025, awal kemarau datang lebih lambat dan durasinya lebih singkat akibat curah hujan yang jauh di atas normal," jelasnya.
Kondisi ini disebabkan kombinasi dinamika iklim global, faktor atmosfer regional, hingga pengaruh lokal.
“Disebut anomali karena menyimpang dari pola iklim normal,” tegas Ardhasena.
Tonton: BMKG: Aphelion Picu Penurunan Suhu Bumi, Tapi Tidak Menimbulkan Gangguan Kesehatan
Sementara, prediksi resmi awal musim hujan akan diumumkan BMKG pada September. Namun, melihat tren curah hujan yang tinggi, musim hujan berpotensi tiba lebih cepat dari biasanya.
Adapun puncak kemarau 2025, secara umum tetap diproyeksikan terjadi pada Juli–Agustus, meski beberapa wilayah seperti Sumatra, Jawa bagian barat, Kalimantan Barat, dan Papua mengalaminya lebih awal.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sampai Kapan Hujan pada Musim Kemarau 2025 Berlangsung? Ini Kata BMKG"
Selanjutnya: Inilah Rencana Skema Kompensasi Wuling Binguo EV Akibat Penurunan Harga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News