PAJAK - JAKARTA. Pajak progresif untuk kendaraan bermotor sudah diberlakukan di sejumlah daerah. Selain di DKI Jakarta, aturan tentang perpajakan ini juga telah diterapkan di wilayah Jawa Barat.
Penerapan aturan pajak progresif tertuang dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah. Pajak progresif di Jawa Barat, mulai dari 1,75%. Selanjutnya, kepemilikan kedua dan seterusnya naik 0,5%. Pajak progresif maksimal yang dikenakan adalah 10%, terhitung dari kepemilikan ke-17 dan seterusnya.
Besaran pajak progresif sangat mempengaruhi total pajak kendaraan yang harus dibayar. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) didapat dari Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) x koefisien x tarif pajak.
Baca Juga: STNK yang diblokir atau dihapus tidak bisa diaktifkan lagi
Mengutip dari situs Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Jawa Barat (Jabar), untuk kendaraan roda dan dan roda dua, koefisien dihitung 1 (satu). Koefisien yang tinggi biasanya diberikan pada kendaraan yang bisa mengakibatkan kerusakan jalan atau pencemaran lingkungan yang lebih tinggi.
Contoh, salah seorang memiliki dua unit motor dan 1 unit mobil, untuk menghitung PKB kepemilikan pertama adalah:
1. NJKB Motor sebesar Rp 9.600.000
2. Bobot koefisien sebesar 1
3. Tarif pajak kepemilikan pertama sebesar 1,75%
Sehingga PKB yang harus dibayarkan adalah : Rp 9.600.000 x 1 x 1,75% = Rp168.000.
Jumlah tersebut belum termasuk sumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas jalan (SWDKLLJ) dan biaya yang termasuk ke dalam Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang terdapat pada Peraturan Pemerintah nomor 60 Tahun 2016.
Untuk kendaraan kedua dan seterusnya tinggal mengubah tarif pajak progresifnya saja.
Sedangkan untuk wilayah DKI Jakarta, penerapan pajak progresif untuk kendaraan bermotor mengacu pada data yang ada di Kartu Keluarga (KK) dan/atau nama serta alamat.
Pajak progresif di Ibu Kota sendiri, tertuang dalam Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2015. "Contoh kasusnya, satu keluarga punya dua mobil dengan atas nama sang Ayah dan Ibu. Karena masih satu KK dan alamatnya sama, maka mobil kedua dikenakan pajak progresif," ujar Mulyo Sasongko, Kepala Humas Badan Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD) DKI Jakarta saat dihubungi Kompas.com, Kamis (16/1). (Ari Purnomo)
Berdasarkan draf Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2015, tarif pajak yang dikenakan terhadap pemilik kendaraan pribadi adalah sebagai berikut:
- Kendaraan pertama besaran pajaknya 2%
- Kendaraan kedua besaran pajaknya 2,5%
- Kendaraan ketiga besaran pajaknya 3%
- Kendaraan keempat besaran pajaknya 3,5%
- Kendaraan kelima besaran pajaknya 4%
- Kendaraan keenam besaran pajaknya 4,5%
- Kendaraan ketujuh besaran pajaknya 5%
- Kendaraan kedelapan besaran pajaknya 5,5%
- Kendaraan kesembilan besaran pajaknya 6%
- Kendaraan kesepuluh besaran pajaknya 6,5%
- Kendaraan kesebelas besaran pajaknya 7%
- Kendaraan kedua belas besaran pajaknya 7,5%
- Kendaraan ketiga belas besaran pajaknya 8%
- Kendaraan keempat belas besaran pajaknya 8,5%
- Kendaraan kelima belas besaran pajaknya 9%
- Kendaraan keenam belas besaran pajaknya 9,5%
- Kendaraan ketujuh belas dan seterusnya besaran pajaknya 10%
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Catat, Ini Wilayah yang Sudah Terapkan Pajak Progresif Kendaraan".
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News