Inilah Sejumlah Catatan Wakil Rakyat ke Perangkat Daerah dan BUMD DKI Jakarta

Senin, 29 April 2024 | 15:08 WIB   Reporter: Markus Sumartomdjon
Inilah Sejumlah Catatan Wakil Rakyat ke Perangkat Daerah dan BUMD DKI Jakarta

ILUSTRASI. Moda transportasi umum Transjakarta milik pemerintah kota Jakarta beroperasi melayani penumpang di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (7/3/2024). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/07/03/2024


DKI JAKARTA - JAKARTA.  Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta sudah menuntaskan telaah lanjutan atas Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) 2023 bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) mitra kerja.

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Ismail mengatakan, berdasarkan hasil paparan yang dilakukan dengan beberapa instansi. Yakni Dinas Perhubungan, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PM-PTSP), Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM).

Berikutnya dengan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP), serta Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi (Nakertransgi) pencapaian rata-rata dari target sudah di atas 90%.

"Legislator di Komisi B tetap menyampaikan sejumlah masukan agar ada perbaikan-perbaikan dan kemajuan di masa mendatang," ujarnya di keterangan Senin (29/4).

Baca Juga: UU DKJ Tegaskan Gubernur Jakarta Tetap Dipilih Lewat Pilkada

Ismail menjelaskan, sejumlah masukan tersebut di antaranya untuk Dinas Perhubungan terkait dengan tindak lanjut jalur sepeda, pengelolaan perparkiran, public service obligation (PSO), dan masalah integrasi moda transportasi

"Kami juga menyoroti adanya isu terkait kenaikan tarif bus Transjakarta," terangnya.

Menurutnya, terkait pembahasan bersama Dinas PPKUKM, salah satu yang mengemuka adalah terkait dengan adanya keluhan terhadap kebijakan baru mengenai kenaikan retribusi bagi pedagang.

"Mengenai hal ini sudah disepakati untuk diberikan semacam adanya relaksasi bagi pedagang dengan skema penyesuaian tarif sebagaimana aspirasi dari paguyuban pedagang. Ada kenaikan, tapi tidak setinggi penetapan," ungkapnya.

Berikutnya di Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Komisi B berharap agar pendapatan perusahaan dapat dimaksimalkan agar dividen yang diberikan bisa terus ditingkatkan.

"Kami menyoroti masih rendahnya setoran dividen. Kemudian, ada beberapa BUMD yang kemudian meminta diberikan permakluman," ucapnya.

Ismail mencontohkan, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) yang kinerja keuangannya belum bisa maksimal karena masih terbebani pengelolaan venue. Yakni seperti Jakarta Internasional Stadium (JIS), Taman Ismail Marzuki (TIM) hingga Jakarta International Velodrome.

Ia mengungkapkan, untuk Perumda PAM Jaya diharapkan dapat segera memaksimalkan jangkauan layanan dan menyelesaikan masalah non-revenue water (NRW).

"Perumda PAM Jaya juga ada rencana relokasi Penyertaan Modal Daerah. Dari penetapan sekitar Rp 1,5 triliun sudah terealisasi Rp 600 miliar lebih. Mereka mengusulkan agar sisa PMD dapat direlokasi karena adanya konsekuensi kerja sama baru dengan PT Moya," imbuhnya.

Kemudian, Ismail menyebut, pembangunan LRT Fase 1B dan MRT Fase 2A dan 2B masih inline dengan keinginan Komisi B untuk mengoptimalisasi transportasi publik. Sebab, jika dilihat rutenya juga sudah lebih tepat memenuhi yang menjadi kebutuhan masyarakat.

"Contoh, LRT dari Velodrome ke Manggarai dan nanti akan kita dorong juga dari Manggarai ke Dukuh Atas agar bisa terkoneksi dengan LRT Bodebek," kata Ismail.

Ia juga mengingatkan, terkait dengan skema pinjaman dalam pembangunan MRT pada fase-fase baru agar dicermati dampak terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) saat harus melakukan pengembalian. Terlebih, tahun ini akan ada percepatan pembangunan rute MRT Fase 2A, 2B, dan Fase 3 (East-West).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon

Terbaru