Jelang KTT G20, Kemenhub Memberlakukan Pembatasan Operasional Lalu Lintas di Bali

Senin, 07 November 2022 | 12:52 WIB   Reporter: Nurtiandriyani Simamora
Jelang KTT G20, Kemenhub Memberlakukan Pembatasan Operasional Lalu Lintas di Bali

ILUSTRASI. Kemenhub Memberlakukan Pembatasan Operasional Lalu Lintas di Bali. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/Asf/Koz/mes/14.


KTT G20 - JAKARTA. Mulai 11 November 2022, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan akan memberlakukan aturan lalu lintas sistem ganjil genap dan pembatasan operasional angkutan di beberapa wilayah di Bali. Pembatasan ini diberlakukan mulai pukul 06.00 WITA sampai dengan pukul 22.00 WITA hingga Tanggapan 17 November 2022 mendatang.

Peraturan ini diberlakukan menjelang perhelatan akbar KTT G20 dengan merujuk pada Surat Edaran Nomor SE-DRJD 3 Tahun 2022 Tentang Pengaturan Lalu Lintas Selama Masa Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi G-20 Tahun 2022 Bali pada 31 Oktober 2022 yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.

Direktur Lalu Lintas Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Cucu Mulyana menyatakan bahwa ada 2 jenis pengaturan lalu lintas selama penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yaitu dengan skema penerapan sistem ganjil genap dan pembatasan operasional angkutan barang.

Baca Juga: KTT G20: Peran Indonesia Menjadi Jembatan Pemulihan Ekonomi Global

“Kami sudah melakukan survei jauh-jauh hari, mulai dari penerapan survei tersebut sampai dengan terbitnya surat edaran, dengan survei tersebut kinerja lalu lintas di Bali sudah mulai tumbuh wisatanya sehingga banyak ruas jalan yang level of service nya padat, ramai, namun lancar. Oleh karena itu dilakukanlah skema rekayasa dengan ganjil genap dan pembatasan angkutan barang,” jelas Cucu dalam keterangan resminya (04/11).

Memperhatikan wisata di Bali yang mulai tumbuh, Kemenhub mengaku perlu menerapkan pengaturan lalu lintas di samping memperhatikan kelancaran dan ketertiban penyelenggaraan KTT sehingga perekonomian juga mulai tumbuh di Bali.

Cucu menjabarkan bahwa uji coba akan dilakukan pada tanggal 9 November dan 10 November 2022 dengan jadwal uji coba dilakukan pada tanggal 9 mulai pukul 11.00-16.00 WITA, sementara tanggal 10 mulai pukul 17.00-20.00 WITA.

Pengaturan lalu lintas ganjil genap dan pembatasan angkutan barang diberlakukan pada 10 ruas jalan utama yaitu :
1. Simpang Pesanggaran – Simpang Sanur;
2. Simpang Kuta – Simpang Pesanggaran;
3. Simpang Kuta – Tugu Ngurah Rai;
4. Tugu Ngurah Rai – Nusa Dua;
5. Simpang Pesanggaran – Gerbang Benoa;
6. Simpang Lapangan Terbang (DPS) – Tugu Ngurah Rai;
7. 042 Jimbaran – Uluwatu;
8. Jalan Tol Bali Mandara;
9. Jalan Uluwatu II;
10. Jalan Raya Kampus Udayana.

Pengaturan lalu lintas ini tidak berlaku bagi sejumlah kendaraan seperti kendaraan milik pimpinan lembaga negara Republik Indonesia, menteri dan pimpinan lembaga pemerintah non kementerian, pimpinan dan pejabat negara asing, kendaraan dinas dengan plat merah atau nomor dinas TNI/POLRI, pemadam kebakaran, ambulans, angkutan umum dengan plat kuning, kendaraan KTT G20, kendaraan bermotor listrik, kendaraan penyandang disabilitas, mobil derek, dan kendaraan untuk kepentingan tertentu.

Baca Juga: Mayoritas Inflasi Para Anggota G20 Mendidih, Negara di Luar Kelompok Itu Pun Bersiap

Pembatasan Angkutan Barang

Sementara itu mengenai pembatasan operasional angkutan barang akan diberlakukan pada kendaraan barang dengan Jumlah Berat Yang Diizinkan (JBI) lebih dari 8.000 kilogram, mobil barang dengan sumbu 3 atau lebih, mobil barang dengan kereta tempelan, mobil barang dengan kereta gandengan, mobil barang yang digunakan untuk mengangkut tanah, pasir, batu, bahan tambang, dan bahan bangunan.

Pengaturan operasional angkutan barang tidak berlaku bagi mobil barang pengangkut bahan bakar minyak atau bahan bakar gas, barang ekspor dan impor dari dan ke pelabuhan laut yang menangani ekspor dan impor, air minum dalam kemasan, ternak, pupuk, hantaran pos dan uang, kebutuhan logistik KTT G20, barang pokok bahan makanan.

“Jika ada diskresi atau hal hal pengecualian dalam jika terjadi bencana maupun huru hara, ini merupakan hal yang harus kita siapkan. Pengaturan lalu lintas melalui ganjil genap dan pembatasan angkutan barang dinyatakan dengan pemasangan rambu lalu lintas sesuai ketentuan yang berlaku,” kata Cucu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .

Terbaru