Kementerian PU-Pera kirim insinyur muda untuk pendampingan membangun rumah di Lombok

Selasa, 28 Agustus 2018 | 22:13 WIB   Reporter: Handoyo
Kementerian PU-Pera kirim insinyur muda untuk pendampingan membangun rumah di Lombok

ILUSTRASI. KERUSAKAN AKIBAT GEMPA LOMBOK


GEMPA BUMI - JAKARTA. Sejalan dengan Instruksi Presiden Joko Widodo nomor 5 tahun 2018, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) bergerak cepat untuk mempersiapkan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi (rehab rekons) rumah dan fasilitas umum yang rusak. 

Perbaikan rumah akan dimulai pada 1 September 2018 dan sesuai arahan Wakil Presiden Jusuf Kalla ditargetkan bisa selesai dalam waktu 6 bulan sehingga NTB bisa bangkit kembali lebih cepat. Rehab rekon rumah yang rusak akan dilakukan oleh masyarakat secara gotong royong, dengan pendampingan dari tenaga fasilitator. 

Rumah harus dibangun dengan kualitas yang lebih baik, mampu menahan guncangan gempa karena potensi gempa terjadi di masa mendatang tetap ada. Tugas Kementerian PU-Pera melakukan pendampingan sehingga secara teknis bisa dipertanggungjawabkan kualitasnya. 

Oleh karenanya, Kementerian PU-Pera akan mengirimkan sebanyak 400 insinyur muda yang merupakan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2017 untuk menjadi pendamping masyarakat dalam membangun rumah tahan gempa di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat. 

Para CPNS akan diberangkatkan secara bertahap mulai Kamis, 30 Agustus 2018 dengan menggunakan pesawat Hercules milik TNI. “Prinsipnya adalah build back better. Mereka akan dilatih 1-2 hari mengenai rumah tahan gempa yakni Risha (Rumah Instan Sederhana Sehat)," kata Menteri PU-Pera Basuki Hadimuljono, dalam siaran persnya, Selasa (28/8).

Sementara, Dirjen Cipta Kementerian PU-Pera, Karya Danis H. Sumadilaga mengatakan, pemerintah memberikan bantuan sebesar Rp 50 juta untuk rumah rusak berat, Rp 30 juta rumah rusak sedang dan Rp 10 juta untuk memperbaiki rumah rusak ringan. 

Perkuatan struktur rumah tidak hanya diperlukan pada rumah yang mengalami rusak berat saja namun rumah-rumah dengan kategori rusak sedang dan rusak ringan. Hal ini dikarenakan hampir seluruh rumah yang rusak disebabkan tidak memiliki struktur bangunan yang baik seperti tidak adanya kolom dan tulangan besi.  

Untuk fasilitas publik seperti pasar, sekolah, rumah ibadah, puskesmas dan rumah sakit ditargetkan bisa kembali berfungsi memberikan pelayanan pada Desember 2018. Jumlah fasilitas publik yang rusak masih terus dilakukan verifikasi. 

Sementara ini jumlah sekolah yang rusak 330 buah terdiri dari 14 Taman Kanak, 175 Sekolah Dasar, 67 SMP/MTS, serta 74 SMA/MA. Sedangkan Rumah Ibadah sebanyak 6 rusak, Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesdes, dan Posyandu  sebanyak  118 rusak, sedangkan untuk Pasar  sebanyak 22 juga dilaporkan rusak. 

“Angka ini masih terus bergerak. Untuk fasilitas publik, seperti pasar yang sudah mulai kita kerjakan rekonstruksinya, yakni Pasar Tanjung dan Pasar Pemenang,” jelas Danis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .
Terbaru