JAKARTA. Jalur kereta dan jalan darat Trans Papua diyakini dapat memangkas biaya logistik. Bahkan, harga barang di wilayah timur Indonesia ini pun bisa terpangkas sampai 50%.
Bambang Prihartono, Direktur Transportasi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas menyebutkan, Papua merupakan salah satu wilayah dengan kontribusi biaya logistik tertinggi. Sebagian besar disebabkan buruknya infrastruktur transportasi darat.
Dengan dibangunnya dua infrastruktur transportasi yakni kereta dan jalan, Bappenas memperkirakan, andil terhadap penurunan harga barang mencapai minimal 50%.
"Papua ini tertinggi biaya logistik. Dari perhitungan makro tersebut, kami perkirakan di Papua, harga semen yang sebesar Rp 1 juta akan menjadi Rp 500 ribu," katanya, di Jakarta, Selasa (5/1).
Dia bilang, secara nasional, rencana pembangunan transportasi darat akan mengurangi biaya logistik sebesar 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara transportasi laut akan memangkas biaya logistik sebesar 4% dari PDB.
Kementerian Perhubungan masih berupaya menyelesaikan studi kelayakan kereta Papua. Dari studi kelayakan tersebut akan dihasilkan rencana induk (master plan) transportasi kereta Papua.
Dalam proses studi kelayakan yang sedang berjalan, ujar Bambang, Kemhub sudah menetapkan rute pertama adalah Sorong-Manokwari.
"Untuk rute selanjutnya, kita masih tunggu studi Kemenhub selesai. Termasuk biaya investasinya," ujarnya.
Bambang mengatakan, rute Sorong-Manokwari dipilih, salah satu alasannya karena permintaan (demand) dan kemampuan untuk transportasi kereta di dua kota tersebut cukup tinggi. Rute selanjutanya, akan ditentukan juga berdasarkan kriteria tersebut.
Adapun Kemenhub, kata Bambang, juga mempertimbangkan tata ruang pembangunan rel kereta tersebut agar tidak bersinggungan dengan kawasan hutan lindung di Papua.
Menurut Bambang, studi kelayakan kereta Papua tersebut memang membutuhkan waktu cukup lama karena mencegah persinggungan dengan kawasan hutan lindung, dan karena kendala kontur tanah Papua yang didominasi pegunungan.
"Jadi memang tidak mudah, karena aspek teknis banyak harus dibenahi," ujarnya.
Kereta tersebut nantianya akan difungsikan sebagai kereta penumpang dan kereta barang.
Selain pembangunan kereta, perhitungan penurunan harga barang sebesar 50 persen tersebut juga memperhitungkan manfaat dari pembangunan jalan Trans Papua sepanjang 4.300 kilometer yang ditargetkan rampung pada 2018.
"Selain itu kontribusi pembangunan infrastruktur dasar, dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Infrastruktur Publik dapat menambah pengurangan harga barang di Papua," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News