Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru Wariskan Harta Melimpah untuk Jawa Timur

Rabu, 09 November 2022 | 06:26 WIB   Reporter: Arfyana Citra Rahayu
Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru Wariskan Harta Melimpah untuk Jawa Timur

ILUSTRASI. Proyek pengembangan lapangan unitisasi gas Jambaran Tiung Biru (JTB) oleh PT Pertamina EP Cepu (PEPC) di Bojonegoro, Jawa Timur.


Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan bahwa kehadiran proyek gas JTB tidak hanya memberikan kontribusi pada peningkatan produksi migas nasional, namun menciptakan pula multiplier effect.

Proyek gas JTB telah turut menggerakan industri penunjang nasional maupun pengusaha lokal serta perekonomian masyarakat di sekitar proyek sehingga keberadaan proyek JTB sangat dirasakan bagi upaya peningkatan kapasitas nasional dukungan berkembangnya ekonomi disekitar proyek.

“Aspek positif lain dari keberhasilan proyek ini adalah terpenuhinya kebutuhan energi kawasan dan ketersediaan bahan baku industri untuk mendukung pertumbuhan ekonomi," ujar Dwi.

Lebih lanjut Dwi menyampaikan bahwa proyek gas JTB akan memberikan ketersediaan gas di Pulau Jawa yang besar sehingga dapat mendorong peningkatan perekonomian baik secara regional maupun nasional.

Seiring dengan pembangunan pipa gas Semarang – Cirebon maka jalur distribusi gas akan terintegrasi sehingga pasokan gas dari JTB nantinya tidak hanya dimanfaatkan oleh sektor indsutri di Jawa Timur dan Jawa Tengah melalui jalur transportasi gas pipa Gresik-Semarang yang sudah siap, namun berperan pula bagi pemenuhan kebutuhan gas hingga Jawa Barat.

Wamen BUMN 1 Pahala Mansury menambahkan, proyek JTB ini strategis bukan hanya pada sektor energi, namun juga untuk sektor pangan karena memiliki peran strategis untuk industri pupuk.

“Jumlah industri di Pulau Jawa mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Khususnya dengan pengembangan kawasan industri di jalur utara pulau Jawa. Terlebih, saat ini pipa Gresik – Semarang (Gresem) juga sudah siap,” terangnya.

Baca Juga: Rekind Capai Milestone Penting Gas-In di Proyek Jambaran Tiung Biru

Proyek JTB selama pengerjaannya secara keseluruhan telah menyerap hampir 5.000  tenaga kerja lokal. Puncak tertinggi penyerapan tersebut terjadi pada bulan April 2021 lalu.

Kini, seiring dengan menurunnya jumlah pekerjaan di proyek, secara bertahap kebutuhan tenaga kerja juga mulai berkurang.

Komisi VII Nasril Bahar menyatakan, proyek ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan masyarakat Bojonegoro dan Jawa Timur lainnya sekaligus Jawa Tengah.

Lewat pemenuhan energi dari JTB akan berdampak pada pergerakan ekonomi sekaligus  memberikan pemasukan bagi negara melalui penjualan gasnya.

"Sehingga JTB akan menjadi tumpuan penting dalam pemenuhan energi nasional," kata Nasril.  

Selama beroperasi, JTB menghasilkan emisi yang sangat besar dari limbah hydrogen sulfida (H2S) dan 100 juta ton emisi karbon dioksida (CO2) perharinya. Namun, Pertamina EP Cepu dan SKK Migas mendorong pemangkasan emisi karbon melalui berbagai cara.

Khusus untuk limbah H2S ini sudah diproses menjadi asam sulfat dan gypsum yang sudah dikomersilkan. Jadi limbah H2S ini sudah tidak ada lagi.

Salah satu ‘pekerjaan rumah’ terbesar SKK Migas di proyek ini ialah mengelola emisi karbon dioksida. Dari 315 mmscfd hingga 330 mmscfd raw gas yang diproduksi JTB menghasilkan hampir 100 juta ton emisi karbon setiap hari.

Editor: Yudho Winarto
Terbaru