Menelurkan Pundi-Pundi Rezeki untuk Masa Depan
Kontan juga berkesempatan mendatangi kandang ayam hasil program budidaya PEPC dengan Asosiasi untuk Demokrasi dan Kesejahteraan Sosial (Ademos) di Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro. Baru saja turun dari mobil, kami sudah disambut ramai suara kokok ribuan ayam.
Dua kandang yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Dolokgede Bumi Makmur ini berdiri di atas hamparan kebun jagung yang luas.
Awalnya saya cukup ragu untuk dekat-dekat dengan kandang karena khawatir mencium bau tidak sedap. Tetapi ketika saya berjalan mendekati kandang bahkan hingga masuk ke dalamnya, saya cukup terkejut karena tidak tercium bau apa-apa.
Baca Juga: Masuk Skala Prioritas, Begini Progres Proyek Gas Jambaran Tiung Biru
Sekretaris Ademos A Shodiqurrosyad menjelaskan, dengan bangga bahwa ada sistem tertentu yang membuat kandang ayam tidak menimbulkan bau. Dia bilang ini merupakan inovasi yang menjadi daya tarik bagi masyarakat dan lembaga lainnya untuk mengembangkan budidaya ayam dengan cara yang sama.
“Program budidaya ayam petelur kita ini produktivitasnya mencapai 80%-85% padahal sebagian komponen pakan disiapkan secara mandiri. Selain itu kandangnya juga bersih dan tidak ada bau,” ujarnya.
Awalnya, Pertamina EP Cepu memberikan dukungan kepada BUMNDes berupa kandang dan 1.500 ayam petelur. Setelah lebih dua tahun berjalan, ternyata penjualan telur BUMDes Dolokgede moncer.
Alhasil, keuntungan itu diputar kembali untuk modal menambah ayam. Saat ini BUMDes Dolokgede sudah mengembangbiakkan hingga 3.000 ayam petelur.
Dari 3.000 ayam tersebut dapat memproduksi 2.400 telur hingga 2.550 telur perhari atau setara 150 kilogram hingga 159 kilogram telur per hari.
Menurut perhitungan Kontan, jika hasil produksi dikalikan dengan harga rata-rata telur di Jawa Timur (8/11) yang berada di kisaran Rp 25.000 per kilogram, maka potensi pendapatan yang didapatkan BUMDes Dolokgede senilai Rp 3,75 juta hingga Rp 3,97 juta dalam satu hari. Dalam satu bulan mereka berpotensi meraih pendapatan ratusan juta.
Baca Juga: Sumber Daya Migas Melimpah, SKK Migas: Bojonegoro Bisa Jadi Kabupaten Terkaya di RI
Selain mendapatkan keuntungan untuk pengembangan desa, Arsyad menuturkan, diharapkan dengan program ini dapat memenuhi kebutuhan telur di Bojonegoro. Pasalnya, selama ini kebutuhan telur masih banyak dipasok dari daerah lain yang lokasinya jauh, misalnya saja dari Blitar dan Magetan.
Nah dengan adanya program budidaya ayam petelur yang sudah berkembang saat ini dan telah ditetapkan sebagai Program Strategis Pengentas Kemiskinan oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, diharapkan kebutuhan telur untuk wilayahnya sendiri bisa sebagian besar dipenuhi secara mandiri.
Secara umum, hingga pertengahan 2022 sudah terdapat 4 BUMDes mitra binaan Pertamina EP Cepu yang berhasil memproduksi 165 ton telur per tahunnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News