Mengkhawatirkan, kasus Covid-19 di Depok melonjak 4 kali lipat dalam 2 bulan

Rabu, 16 September 2020 | 07:40 WIB Sumber: Kompas.com
Mengkhawatirkan, kasus Covid-19 di Depok melonjak 4 kali lipat dalam 2 bulan

ILUSTRASI. Warga melintas di depan mural tentang COVID-19 di Pangkalan Jati Baru, Depok, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/foc.


Pertimbangan ini pula yang membuat Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memilih kembali menerapkan PSBB total di Ibu Kota pada Rabu lalu. Pemprov DKI Jakarta memproyeksikan, rumah sakit di Jakarta akan kolaps pada pertengahan September atau awal Oktober, jika tidak ada pengetatan aktivitas publik maupun penambahan kapasitas rumah sakit. 

Namun, tak seperti DKI Jakarta, Kota Depok belum berencana kembali ke kebijakan PSBB total, meskipun tanda-tanda rumah sakit mulai keteteran perlahan terlihat ke permukaan. "Kami hitung seluruh rumah sakit. Ada 9 rumah sakit rujukan di Depok, itu kapasitasnya kalau yang (untuk pasien Covid-19 bergejala) ringan terisi 63 persen, yang (bergejala) sedang terisi 81 persen," ujar Wali Kota Depok, Mohammad Idris, kepada wartawan pada Senin (14/9/2020). 

"Yang (untuk pasien Covid-19 bergejala) berat memang sudah (terisi) 100 persen. Itu yang ICU dan perlu oksigen segala macam," kata dia. 

Baca Juga: PSBB diperketat, Aprindo berharap mall dan peritel modern tak ikut ditutup

Kepala Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Depok, Alif Noeriyanto juga mengungkapkan fenomena serupa. Saat ini, rumah-rumah sakit rujukan Covid-19 di Depok memang masih dapat menampung pasien, namun kapasitasnya semakin tipis.

Jika tren pertumbuhan kasus Covid-19 di Depok tak melandai, maka suatu hari rumah sakit akan penuh oleh pasien Covid-19. "Hingga saat ini memang masih bisa ditangani, tetapi rata-rata BOR (bed occupancy rate atau tingkat keterisian tempat tidur) sudah di atas 80 persen di rumah sakit," ujarnya kepada Kompas.com, Senin. 

"Kalau memang sekarang banyak yang positif, kita harus menyiapkan back-up plan (rencana cadangan) untuk isolasi pasien pasien. Ini yang memang harus dipikirkan lebih lanjut. Sekarang ini yang kami khawatirkan soal angka yang cukup meningkat signifikan," tambah Alif. 

Baca Juga: Jakarta ada PSBB lagi, begini ketentuan dan jadwal operasional KRL

Kemarin, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membuka peluang agar dilakukan redistribusi pasien Covid-19 antara wilayah Bogor, Depok, dan Bekasi. Dalam hal ini, jika rumah sakit di Depok sudah penuh sedangkan ada rumah sakit katakanlah di Bogor yang lowong, maka pasien Covid-19 di Depok dapat direlokasi ke Bogor. 

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru