Potensi wisata Labuan Bajo terhadang keterbatasan infrastruktur

Senin, 23 September 2019 | 12:03 WIB   Reporter: Lidya Yuniartha
Potensi wisata Labuan Bajo terhadang keterbatasan infrastruktur


Kepala UPP Kaban Bajo Dwikora Simanjuntak mengatakan, hingga saat ini proses reklamasi di Pelabuhan Labuan Bajo masih berlangsung. Perluasan ke arah laut harus dilakukan mengingat daratan yang sudah dipenuhi masyarakat. Proses reklamasi pun sudah mencapai 83%.

Nantinya, di atas reklamasi tersebut akan dibangun ruang tunggu untuk penumpang. Dwikora berpendapat, ruang tunggu untuk penumpang masih perlu ditambah.

"Dengan banyaknya penumpang saat ini perlu ada penambahan. Rencananya tahun depan sudah kami anggarkan pembangunan ruang tunggu di tanah yang direklamasi sekarang," tutur Dwikora kepada Kontan.co.id, Minggu (22/9).

Dwikora menambahkan, salah satu tujuan pembangunan ini demi kenyamanan penumpang. Tak hanya pembangunan ruang tunggu, pembangunan pelabuhan baru khusus untuk kapal barang pun akan dilakukan.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut R Agus Purnomo beralasan, pembangunan untuk kapal kargo diperlukan mengingat luas Pelabuhan Labuan Bajo yang tak terlalu besar.

"Kalau ada kontainer di sini, macet semua jalannya (lalu lintas pelabuhan). Lalu ini kotor sekaliĀ  maka dimintakan pindah," ujar tutur Agus.

Director of Marketing Sea Safari Cruises Eva Tanudjaja pun mengakui ukuran dermaga Pelabuhan Labuan Bajo yang tak terlalu besar menghambat ruang gerak kapalnya yang berukuran 253 Gross Ton (GT).

Eva mengakui, akibat terbatasnya panjang dermaga dan kedalaman laut yang tak merata, kapalnya sulit untuk bersandar. Bila bersandar pun, kapal tersebut harus bersandar di tempat dengan kedalaman yang sesuai. Akhirnya, kapal lebih sering dilabuhkan di tengah perairan.

Padahal, dia berharap kapal bisa bersandar bila ada penumpang yang akan naik ke kapalnya. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, penumpang pun harus diangkut menggunakan kapal kecil terlebih dahulu.

Tak hanya itu, Eva pun mengaku kapalnya jarang disandarkan ke palabuhan karena debu yang ditimbulkan dari bongkar muat dari kapal barang.

Karena itu, dia merespon positif rencana pemerintah yang ingin membangun pelabuhan untuk kapal kargo. "Bagus. Jadi kalau bisa penumpang dan kargo dipisahkan," tutur Eva.

Sea Safari sendiri ditujukan untuk kapal wisata dengan target pasar menengah ke atas. Biasanya, kapal ini melakukan pelayaran selama 3 - 5 hari.

Awalnya, fasilitas di kapal ini dipromosikan kepada penyelam-penyelam asing yang sudah berpengalaman. Namun, mengingat pasar domestik yang berkembang, Sea Safari pun mulai ditawarkan kepada pasar dalam negeri.

Editor: Yudho Winarto

Terbaru