RS rujukan Covid-19 di Jakarta hampir penuh, ini imbauan untuk warga Ibu Kota

Rabu, 23 Desember 2020 | 09:38 WIB Sumber: Kompas.com
RS rujukan Covid-19 di Jakarta hampir penuh, ini imbauan untuk warga Ibu Kota

ILUSTRASI. Foto aerial suasana malam hari di Rumah Sakit Darurat (RSD) Penanganan COVID-19 Kompleks Wisma Atlet Kemayoran Jakarta. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/wsj.


Peningkatan kasus Keterisian tempat tidur di RS yang terus meningkat sejalan dengan laju penularan kasus yang makin masif dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan pada Sabtu 19 Desember lalu, Pemprov DKI Jakarta mencatat rekor tertinggi dengan penambahan 1.899 kasus baru Covid-19. 

Lonjakan kasus itu memiliki dampak signifikan terhadap penambahan jumlah kasus aktif yang semula masih berada di bawah 13.000 kemudian melonjak ke angka 13.385. 

Setelah rekor baru tersebut tercipta, kasus Covid-19 di DKI Jakarta tak kunjung mengalami penurunan signifikan. Pada Minggu 20 Desember 2020, ada 1.592 kasus baru tercatat di DKI Jakarta. 

Pada keesokan harinya atau Senin 21 Desember 2020, tercatat ada 1.466 kasus baru Covid-19. Lalu pada Selasa 22 Desember kemarin, terdapat 1.311 kasus baru. Kini kasus aktif terbaru berada di angka 13.082 pasien dengan status masih dirawat atau melakukan isolasi mandiri. 

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menilai, peningkatan kasus Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir disebabkan oleh sejumlah faktor. Pertama adalah karena kapasitas testing dan pelacakan yang tidak memadai. Lalu upaya Pembatasan Sosial Berskala Besar yang tidak maksimal. 

Baca Juga: Inilah daftar 13 stasiun kereta api penyedia layanan rapid test antigen, tarif murah

"Ini bersatu padu dalam faktor perburukan pandemi," ujarnya. 

Sama seperti Slamet, Dicky juga mengimbau masyarakat di wilayah Jakarta dan sekitarnya untuk tak bepergian pada momen liburan Natal dan tahun baru. Ia juga meminta pemerintah untuk membuat aturan tegas soal pembatasan pergerakan orang ini. 

"Yang harus dilakukan adalah pembatasan mobilitas dan interaksi manusia. Tidak boleh bebas pergi sana sini. Pembatasannya bukan PSBB. Masyarakat jangan keluar daerahnya. Ditekankan di rumahnya saja, stay at home," ujar Dicky. 

Selain itu, Dicky juga meminta pemerintah daerah untuk menambah kapasitas rumah sakit darurat. Hal ini diperlukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus dalam beberapa waktu ke depan. 

"Harus disiapkan RS Darurat agar yang bergejala ringan jangan di RS, tapi di RS Darurat. Ini harus disiapkan dari sekarang," ujarnya. 

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru