Saat ini situasi di gedung Nusantara III DPR sudah normal kembali

Senin, 24 Februari 2020 | 14:25 WIB   Reporter: Rahma Anjaeni
Saat ini situasi di gedung Nusantara III DPR sudah normal kembali

ILUSTRASI. Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat (Sekjen DPR) RI Indra Iskandar


DPR - JAKARTA. Gedung Nusantara III yang berada di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta diselimuti asap tebal pada Senin (24/2) siang. Melihat hal ini, banyak pihak yang menduga telah terjadi kebakaran di dalam gedung DPR RI.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat (Sekjen DPR) RI Indra Iskandar mengatakan, asap yang menyelimuti gedung bukanlah berasal dari api. Melainkan berasal dari sistem kebakaran menggunakan aerosol asap yang dinilai sangat sensitif.

Baca Juga: Bukan kebakaran, asap di gedung DPR bersumber dari sitem pemadaman api yang rusak

"Jadi hampir di seluruh ruangan di lantai dua di koridor itu kita sudah memasang sistem pemadam kebakaran menggunakan aerosol asap. Sistem ini didesain sangat sensitif untuk memastikan semua tertangani dengan baik. Di koridor lantai dua itu, hampir sekitar satu jam atau 30 menit lalu aerosol itu berfungsi tanpa ada sebab yang jelas," ujar Indra di Gedung DPR RI, Senin (24/2).

Indra melanjutkan, saat ini situasi di Gedung Nusantara III sudah normal kembali. Namun, pihak pemadam kebakaran tetap meneliti penyebab dari sistem aerosol ini bisa terbuka sehingga terjadi error. Meskipun menimbulkan kepanikan oleh berbagai pihak, tetapi tidak ada kerusakan ataupun korban yang ditimbulkan akibat dari peristiwa ini.

"Jadi yang terjadi adalah sistem ini hang atau error, sehingga sistem itu di beberapa titik mengeluarkan asap semacam fogging yang biasanya digunakan saat kebakaran, ada api, ada panas. Kalau dilihat dari luar, asap itu keluar dari beberapa titik sehingga terkesan ada sesuatu yg terbakar," lanjut Indra.

Baca Juga: Gedung Nusantara III DPR RI kebakaran

Lebih lanjut, Indra mengatakan sebenarnya peristiwa error ini sudah terjadi sebanyak tiga kali. Untuk itu, pihaknya telah melakukan rapat singkat untuk menentukan apakah ke depannya sistem ini akan tetap dipertahankan atau tidak.

"Peristiwa ini adalah peristiwa ke-3 yang terjadi akibat sistem yang error ini. Semua sistem ini kita evaluasi ke depannya, apakah yang terlalu sensitif ini akan dipertahankan atau suhu ditingkatkan agar tidak terlalu sensitif," kata Indra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Handoyo .

Terbaru