Subsidi MRT, Transjakarta hingga LRT diusulkan dipangkas 50%

Rabu, 06 Mei 2020 | 13:20 WIB Sumber: Kompas.com
Subsidi MRT, Transjakarta hingga LRT diusulkan dipangkas 50%

ILUSTRASI. Petugas berpatroli di dalam gerbong kereta di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Senin (20/4/2020). Mulai Senin (20/4), PT MRT Jakarta menambah waktu tunggu keberangkatan menjadi 30 menit sekali dan menutup tiga stasiun yaitu Blok A, Haji Nawi dan


TRANSPORTASI - JAKARTA. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengusulkan untuk memangkas anggaran belanja subsidi beberapa sektor termasuk untuk sektor transportasi. Pasalnya anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) secara keseluruhan juga turut dipangkas. APBD DKI yang semula Rp 87,95 triliun diprediksi hanya akan menjadi Rp 47,18 triliun atau turun 53,65%.

Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah dalam pemaparannya kepada pimpinan DPRD DKI Jakarta, Selasa (5/5/2020) kemarin, menyatakan Pemprov DKI bakal mereduksi subsidi untuk PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), PT Mass Rapid Transit (MRT), dan PT Lintas Rel Terpadu (LRT).

Pemotongan subsidi itu karena kondisi Indonesia termasuk Jakarta yang sedang dilanda pandemi virus corona. Usulan pemotongan tersebut dibahas dalam rapat pembahasan penyesuaian APBD 2020.

Baca Juga: Menhub: Seluruh moda transportasi kembali beroperasi mulai besok, tapi...

"Subsidi transportasi dikurangi 50%," demikian bunyi dokumen Pemprov DKI yang diterima Kompas.com.

Rinciannya, subsidi MRT berkurang dari Rp 825 miliar menjadi hanya Rp 412,5 miliar. Selanjutnya untuk subsidi transjakarta dari Rp 3,29 triliun menjadi Rp 1,97 triliun. Subsidi LRT juga turun dari Rp 439,62 miliar menjadi Rp 219,81 miliar. Pemprov DKI juga akan merasionalisasi subsidi pangan dari Rp 1,01 triliun dikurangi 50% menjadi Rp 568,86 miliar. Untuk subsidi septic tank senilai Rp 10 miliar dinolkan.

Dengan begitu, total belanja subsidi yang semula ditetapkan dalam APBD 2020 Rp 5,57 triliun diusulkan berkurang menjadi hanya Rp 3,17 triliun. Nilai yang dirasionalisasikan adalah Rp 2,4 triliun. Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi menjelaskan, angka yang kini sudah dirasionalisasi masih bisa berkurang.

Baca Juga: Akibat wabah corona, Angkasa Pura II pangkas belanja modal jadi hanya Rp 1,4 triliun

"Iya setelah dirasionalisasi begitu masih kurang lebih, ini masih angka optimis loh. Artinya masih kemungkinan berkurang lagi. Nanti kami lihat di bulan Agustus, September kan ada anggaran resmi perubahan," kata dia.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, APBD tahun 2020 menurun hingga 53 persen gara-gara pandemi Covid-19. APBD senilai Rp 87,95 triliun itu hanya tersisa kurang dari separuhnya. "Kami mengalami kontraksi hingga hampir 53% berkurang. Jadi anggaran kami tinggal 47 persen dari anggaran semula," kata Anies dalam musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) yang digelar secara online pada 23 April lalu.

Baca Juga: Gawat, pasien baru positif corona DKI Jakarta naik lagi 169, menjadi 4.641 orang

Pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pajak rata-rata juga berkurang lebih dari 50 persen. PAD yang semula Rp 57,561 triliun diprediksi turun ke angka Rp 26,423 triliun.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Subsidi MRT, Transjakarta hingga LRT Diusulkan Dipotong 50 Persen"
Penulis : Ryana Aryadita Umasugi
Editor : Egidius Patnistik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru