32 Biksu Jalan Kaki dari Thailand ke Indonesia, Ini 5 Hal yang Harus Diketahui

Jumat, 19 Mei 2023 | 04:52 WIB Sumber: Kompas.com
32 Biksu Jalan Kaki dari Thailand ke Indonesia, Ini 5 Hal yang Harus Diketahui

ILUSTRASI. Aksi jalan kaki sejauh ribuan kilometer yang dilakoni 32 biksu dari Thailand menuju Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. REUTERS/Chalinee Thirasupa


2. Sisa makanan dan minuman diberikan kepada vihara 

Lebih lanjut, Welly menjelaskan bahwa biksu mendapat makanan dan mminuman dengan cara pindapata. Pindapata adalah persembahan kepada biksu. 

Nantinya, umat atau masyarakat dapat memberikan persembahan yang mereka miliki ke dalam periuk yang dibawa biksu. 

Apabila ada kelebihan atau ketidaksesuaian makanan dan minuman, biksu akan menyalurkan persembahan ini kepada vihara. 

"Biksu hanya mengambil kebutuhan sebagian kecil aja. Sebagian besar dari itu dikembalikan lagi ke masyarakat disalurkan sama panitia-panitia vihara ke panti asuhan, panti jompo, atau masyarakat di sekitarnya," jelas Welly. 

"Jadi, biksu memang tidak boleh menyimpan makanan. Jadi, para biksu setelah mendapat sesuatu dari pindapata, sebagian untuk mendukung kebutuhan biksu, seperti odol atau sikat gigi," tambahnya. 

3. Jam makan biksu 

Welly juga menerangkan, biksu memiliki jam makan khusus. Mereka makan setelah matahari terbit sekitar pukul 07.00-08.00 pagi. 

Setelah itu, mereka dapat melanjutkan aktivitas sehari-hari, seperti meditasi atau mempelajari ilmu lain. 

Biksu juga diberi kesempatan untuk makan pada siang hari, tepatnya pada pukul 10.30-12.00 siang namun sebagian biksu hanya makan kenyang satu kali sehari. 

"Dan, setelah itu jam 12.00 ke atas para biksu diperbolehkan hanya minum minuman yang tidak mengandung susu atau buah yang lebih dari sekepal genggaman tangan," tutur Welly. 

Baca Juga: Besok 18 Mei 2023 Hari Libur, Cek Tanggal Merah & Hari Libur Nasional Bulan Ini

4. Biksu hidup secukupnya 

Welly menyampaikan bahwa biksu sudah terbiasa mengendalikan diri, seperti rasa lapar, rasa makanan, dan amarah. 

Terpisah, Richard Pekasa selaku pengurus Vihara Dewi Welas Asih, Cirebon juga menyampaikan, biksu memiliki prinsip hidup secukupnya. 

Mereka sudah dilatih untuk mengurangi segala sesuatu yang bersifat "kedagingan", tidak memasak, dan hidup dari derma umat atau masyarakat. 

Selain tidak meminum susu, biksu juga tidak mengonsumsi makanan mengandung minyak, mau, atau gula. 

"Dari dulu biasanya tradisi para biksu dari zaman Buddha, pagi-pagi setelah meditasi kemudian berjalan ke kota atau desa terdekat untuk menerima makanan atau minuman," kata Richard kepada Kompas.com, Rabu (17/5/2023). 

"Habis itu kemudian pulang, makan, meditasi, dan segala macem," sambungnya. 

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru