Pada akhirnya, baik Pemprov DKI Jakarta dan pemerintah pusat menjalankan program masing-masing. Kementerian PUPR tetap menjalankan program normalisasi yakni salah satunya dengan menyelesaikan pembangunan Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi. Saat ini proses pembebasan lahannya telah mencapai 95% dengan progres konstruksi telah mencapai 45%.
"Kami targetkan akhir tahun ini selesai. Mudah-mudahan dengan beberapa program itu bisa mengurangi atau menambah kesiap-siagaan kita menghadapi musim hujan berikutnya, yang mungkin akan lebih besar dari yang kita rasakan hari-hari ini menurut ramalan BMKG," kata Basuki di Lapangan Silang Monas, Rabu (1/1/2020).
Baca Juga: Hujan lebat disertai petir & angin kencang berpotensi terjadi di Jabodetabek hari ini
Kehadiran kedua bendungan itu diyakini akan mengurangi banjir di wilayah DKI Jakarta hingga 30%. Namun dengan satu syarat bahwa penanganan banjir dilakukan dari hulu ke hilir. Artinya, program normalisasi juga dijalankan di 13 DAS yang ada di wilayah DKI Jakarta. Di lain pihak, Anies Baswedan mengklaim, program naturalisasi sungai telah dijalankan Pemprov DKI. Bahkan, ia meminta, masyarakat untuk melihat hasil program kerjanya itu pada akhir tahun 2019.
"Naturalisasi kita jalankan. Bahkan 2019, nanti kita sudah lihat jadi hasilnya (naturalisasi) akhir tahun ini insya Allah sudah selesai," kata Anies di Monas, Jakarta Pusat, pada 2 Mei 2019 lalu.
Baca Juga: Update korban banjir: 60 orang meninggal dan dua orang hilang
Adapun naturalisasi yang dimaksud Anies, dilakukan dengan menghidupkan ekosistem sungai. Selain itu, airnya akan dijernihkan sehingga bisa menjadi habitat hewan. "Kalau makhluk-makhluk bisa hidup di sana artinya polusi juga rendah. Dan itu yang akan kita lakukan," ujarnya.
Sumber:
Dokumentasi pemberitaan Kompas.com (Dian Erika Nugraheny, Nibras Nada Nailufar, Erwin Hutapea)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Banjir Jakarta: Normalisasi yang Terhambat dan Hasil Naturalisasi yang Belum Terlihat"
Penulis : Dani Prabowo
Editor : Bayu Galih
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News