BMKG beberkan soal penyebab banjir bandang Sukabumi

Selasa, 22 September 2020 | 09:56 WIB Sumber: Kompas.com
BMKG beberkan soal penyebab banjir bandang Sukabumi

ILUSTRASI. LOGO?BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA


Terdapat TC Dolphin (996 hpa) dan tekanan rendah di sekitar perairan Filipina membentuk pola sirkulasi siklonik, daerah pertemuan angin (konvergensi) serta belokan angin yang cukup signifikan di sepanjang Selat Karimata hingga Jawa Barat.

Menurut Toni, kondisi ini mendukung suplai awan-awan hujan, di antaranya di wilayah Jawa Barat.

Baca Juga: Cuaca hari ini di Jawa dan Bali: Semarang cerah berawan, Surabaya cerah

"Serta didukung oleh faktor lokal, yaitu kelembaban udara yang basah, menyebabkan peningkatan aktivitas pertumbuhan awan hujan konvektif dengan jenis Cumulus padat dan Cumulonimbus yang menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, yang dapat disertai kilat atau petir serta angin kencang," kata Toni.

Berdasarkan kondisi musim, September ini memasuki masa transisi.

Potensi hujan yang terjadi karena faktor pemanasan pada pagi hingga siang hari, sehingga masih menyebabkan terbentuknya awan konvektif dengan jenis Cumulonimbus yang berpotensi terhadap cuaca ekstrem.

Cuaca ini membentuk angin kencang pada siang atau sore hingga menjelang malam hari.

Baca Juga: Cuaca besok di Jabodetabek sebagian besar hujan, tetap bawa payung

Berdasarkan data curah hujan di sekitar Sukabumi dan Bogor, telah terjadi hujan yang cukup merata dengan intensitas yang bervariasi ringan hingga sangat lebat pada sore hingga malam hari.

"Akumulasi curah hujan yang cukup tinggi dari hulu dengan durasi yang cukup lama berpotensi menyebabkan naiknya luapan air sungai. Pada daerah dengan dataran yang cukup rendah, hal ini berpotensi memicu terjadinya banjir bandang," kata Toni.

Banjir bandang melanda Desa Pasawahan, Kecamatan Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat, Senin (21/9/2020).

Hal tersebut berdampak pada penutupan jalan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penjelasan BMKG soal Penyebab Banjir Bandang di Sukabumi"
Penulis : Kontributor Bandung, Agie Permadi
Editor : Abba Gabrillin

 

Selanjutnya: Apa kata BMKG soal dentuman misterius di Jakarta? Simak penjelasannya

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru