Peristiwa

BMKG Prediksi Musim Kemarau 2025 Lebih Pendek, Ini Penjelasannya

Senin, 14 April 2025 | 05:14 WIB Sumber: Kompas.com
BMKG Prediksi Musim Kemarau 2025 Lebih Pendek, Ini Penjelasannya

ILUSTRASI. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, musim kemarau 2025 bakal berlangsung lebih pendek. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto


BMKG - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, musim kemarau 2025 bakal berlangsung lebih pendek. 

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, awal musim kemarau 2025 sudah dimulai secara bertahap sejak April. 

"Pada bulan April 2025, sebanyak 115 Zona Musim (ZOM) akan memasuki musim kemarau," kata Dwikorita dalam keterangan resminya, Sabtu (12/4/2025). 

"Jumlah ini akan meningkat pada Mei dan Juni, seiring meluasnya wilayah yang terdampak, termasuk sebagian besar wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua," sambungnya. 

Namun, berdasarkan analisis dinamika iklim global dan regional, musim kemarau 2025 kemungkinan bakal lebih singkat dari biasanya.

Fenomena iklim global 

Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menjelaskan, fenomena iklim global seperti El Nino-Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) saat ini berada dalam fase netral. 

Hal ini menandakan tidak adanya gangguan iklim besar dari Samudra Pasifik dan Samudra Hindia hingga semester II tahun 2025.  

Baca Juga: BMKG Mencatat Gempa Magnitudo 4,1 Terasa di Bogor dan Depok (10 April 2025)

Namun, suhu muka laut di wilayah Indonesia cenderung lebih hangat dan diperkirakan bertahan hingga September, sehingga dapat memengaruhi cuaca lokal di Indonesia. 

Menurutnya, puncak musim kemarau akan terjadi pada Juni hingga Agustus 2025. Wilayah-wilayah seperti Jawa bagian tengah hingga timur, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku diperkirakan mengalami puncak kekeringan pada Agustus. 

Sifat musim kemarau 2025 

Dwikorita menuturkan, sekitar 60 persen wilayah Indonesia diprediksi mengalami kemarau dengan sifat normal, 26 persen wilayah mengalami kemarau lebih basah dari normal, dan 14 persen wilayah lainnya lebih kering dari biasanya. 

"Durasi kemarau diprediksi lebih pendek dari biasanya di sebagian besar wilayah, meskipun terdapat 26 persen wilayah yang akan mengalami musim kemarau lebih panjang, terutama di sebagian Sumatera dan Kalimantan," ujarnya. 

Untuk itu, ia menyarankan para petani untuk melakukan penyesuaian jadwal tanam sesuai prediksi awal musim kemarau di tiap wilayah. 

Tonton: Kapan Perkiraan Musim Kemarau 2025 di Indonesia? Cek Jawaban BMKG

Bagi wilayah yang mengalami musim kemarau lebih basah, ini bisa menjadi peluang untuk memperluas lahan tanam dan meningkatkan produksi, dengan disertai pengendalian potensi hama.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BMKG Prediksi Musim Kemarau 2025 Lebih Pendek"

Selanjutnya: Jadwal SIM Keliling Bandung & Karawang Hari Ini 14 April, Perpanjang SIM Tanpa Calo

Menarik Dibaca: Manfaat Stroberi Sebagai Makanan Penurun Asam Urat, Si Merah yang Menyehatkan!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Terbaru