Peristiwa

BMKG Sebut Ada Peningkatan Aktivitas di Sesar Lembang sejak Juli 2025, Ini Bahayanya

Senin, 18 Agustus 2025 | 03:57 WIB Sumber: Kompas.com
BMKG Sebut Ada Peningkatan Aktivitas di Sesar Lembang sejak Juli 2025, Ini Bahayanya

ILUSTRASI. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap adanya peningkatan aktivitas pada Sesar Lembang sejak 24 Juli 2025. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto


KONTAN.CO.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap adanya peningkatan aktivitas pada Sesar Lembang sejak 24 Juli 2025. 

Sesar lembang adalah satu sesar aktif yang paling terkenal di Indonesia. Sesar ini berada di wilayah Jawa Barat dan membentang sepanjang 29 kilometer (km) dari barat hingga timur. 

Peningkatan aktivitas Sesar Lembang ini tampak dari adanya sejumlah gempa dengan magnitudo bervariasi. 

"Hasil monitoring BMKG, sejak 24 Juli 2025 Sesar Lembang mengalami peningkatan aktivitas kegempaan, khususnya Segmen Cimeta (barat) yang dirasakan warga," kata Kepala Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Minggu. 

Empat gempa sejak 24 Juli 2025 

Daryono menjelaskan, ada empat aktivitas kegempaan pada Sesar Lembang sejak 24 Juli 2025 yang tercatat di Segmen Cimeta (barat). Berikut rinciannya: 

- 24 Juli: M 1,8 
- 28 Juli: M 2,1 
- 14 Agustus: M 1,9 
- 15 Agustus: M 1,8 

Daryono menjelaskan, peningkatan aktivitas Sesar Lembang patut diwaspadai. Sebab, para pakar sebelumnya selalu mengingatkan bahayanya sesar ini. 

Baca Juga: Indonesia Kembali Dilanda Suhu Dingin Agustus 2025, Ini Daftar Wilayah yang Terdampak

"Para pakar yang selalu mengingatkan bahaya Sesar Lembang bukan tidak berdasar, baik pakar geologi (tektonik), geodesi (dinamika kerak bumi), seismologi (gempa) mengamini itu semua," ujarnya. 

Analisis BMKG menunjukkan, Sesar Lembang diperkirakan dapat menimbulkan gempa M 6,8 hingga M 7,0

Oleh karena itu, kewaspadaan terhadap sesar aktif penting dilakukan dengan berbagai upaya konkret. Misalnya, memastikan bangunannya aman dan tahan gempa yang memiliki struktur kuat dengan besi tulangan serta mengacu building code. 

Bentuk upaya kewaspadaan berikutnya adalah menyiapkan diri dengan latihan cara melindungi diri selama terjadi gempa. 

Caranya, dengan menjatuhkan tangan dan lutut ke tanah atau lantai untuk melindungi kepala dan leher di bawah perabotan yang kokoh dan berpegangan erat pada tempat berlindung. 

Selain itu, warga juga perlu menyediakan peralatan untuk selamat, serta memahami keterampilan cara selamat dan bertindak tepat saat guncangan gempa terjadi. 

Selanjutnya dapat keluar rumah jika guncangan kuat gempa sudah reda. 

Baca Juga: Apa Penyebab Hujan di Bulan Agustus? Begini Jawaban BMKG

Apa itu Sesar Lembang? 

Sesar lembang adalah patahan yang membentang melintasi wilayah utara Kota Bandung, melewati daerah Lembang dan memanjang sampai ke arah timur di Kabupaten Bandung Barat.

Patahan ini terbagi menjadi dua bagian, yakni segmen barat dan segmen timur. Pergesekan keduanya bisa menghasilkan dampak yang berbeda, tergantung pada segmen yang bergerak. 

Kajian terbaru dari Pusat Penelitian Geoteknologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menunjukkan, Sesar Lembang mengalami pergeseran sekitar 3-5,5 milimeter per tahun. 

Jika dibandingkan dengan hasil penelitian terhadap Sesar lemabng pada 2011, pergeseran itu mengalami peningkatan 2-4 milimeter per tahun. 

Sesar Lembang patut diwaspadai karena dapat memicu terjadinya gempa bumi dengan kekuatan yang besar. 

Gempa tersebut bisa terjadi dengan intensitas VII-VIII MMI yang dapat menyebabkan goncangan tanah sangat kuat dengan kerusakan yang bervariasi, mulai dari sedang hingga berat. 

Di sisi lain, gempa tersebut juga memiliki dampak yang luas, mengingat kepadatan penduduk dan vitalitas infrastruktur di sekitar wilayah yang dilaluinya. 

Wilayah terdampak Sesar Lembang 

Menurut overlay peta PGA dan peta permukiman, zona Sesar Lembang mencakup lima kecamatan dan 42 desa. Dari keseluruhan wilayah tersebut, tingkat bahaya akibat dampak Sesar Lembang terbagi ke dalam tiga kategori, rendah (ditandai dengan warna hijau tua), sedang (kuning), dan tinggi (merah). 

Berikut sebaran wilayah dan potensi dampaknya: 

1. Wilayah yang berdampak rendah 

Wilayah ini ditandai dengan zona hijau tua di dalam peta, yakni: 

  • Kecamatan Bojongsoang
  • Kecamatan Baleendah
  • Kecamatan Katapang
  • Kecamatan Pamengpeuk
  • Kecamatan Banjaran
  • Kecamatan Majalaya
  • Kecamatan Cileunyi
  • Kecamatan Rancaekek
  • Wilayah selatan dan timur Bandung Raya. 

2. Wilayah yang berdampak sedang 

Berikut wilayah yang berpotensi terdampak sedang ditandai dengan zona kuning, yakni: 

Kecamatan yang berada di wilayah dengan jarak lebih dari 3 kilometer dari patahan 

Tonton: BMKG: Aphelion Picu Penurunan Suhu Bumi, Tapi Tidak Menimbulkan Gangguan Kesehatan

3. Wilayah yang berdampak paling tinggi 

Beberapa wilayah memiliki potensi paling tinggi terdampak aktivitas Sesar Lembang. Wilayah ini ditandai dengan zona merah pada peta. Berikut wilayahnya: 

  • Kecamatan Padalarang
  • Kecamatan Ngamprah
  • Kecamatan Cisarua
  • Kecamatan Parongpong
  • Kecamatan Lembang
  • Kecamatan Cimenyan
  • Kecamatan Cilengkrang
  • Kecamatan Lengkong
  • Kecamatan Kiara Condong
  • Kecamatan Buahbatu
  • Kecamatan Regol
  • Kecamatan Arcamanik
  • Kecamatan Gedebage
  • Kecamatan Ujung Berung
  • Kecamatan Cibiru.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BMKG Sebut Ada Peningkatan Aktivitas di Sesar Lembang sejak 24 Juli 2025"

Selanjutnya: Istri Donald Trump Kirim Surat ke Vladimir Putin, Apa Isinya?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru