Ini Penyebab Fenomena Suhu Dingin di Musim Kemarau Menurut BMKG

Minggu, 21 Juli 2024 | 05:52 WIB Sumber: Kompas.com
Ini Penyebab Fenomena Suhu Dingin di Musim Kemarau Menurut BMKG

ILUSTRASI. BMKG menjelaskan, fenomena suhu dingin di sejumlah wilayah Indonesia disebabkan oleh Angin Monsun Australia. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto


Potensi cuaca ekstrem 

Tak hanya suhu dingin, terdapat pula daerah tekanan rendah di perairan barat Filipina (bibit Siklon Tropis 91W) dan di Laut Filipina sebelah utara Papua (bibit Siklon Tropis 92W).

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani menjelaskan, daerah tekanan rendah itu membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang dari Laut Filipina bagian barat, Laut Sulawesi hingga perairan timur Filipina. 

Daerah konvergensi lainnya terpantau di Selat Malaka, Laut Cina Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara bagian barat, Laut Seram, Laut Arafuru, dan Samudra Pasifik sebelah utara Papua. 

"Kondisi ini mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar daerah tekanan rendah dan di sepanjang daerah yang dilewati konvergensi tersebut," ujarnya. 

Fenomena intrusi udara kering/dry intrusion dari Belahan Bumi Selatan (BBS) melintasi wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku, yang mampu mengangkat uap air basah di depan batas intrusi menjadi lebih hangat dan lembap di Sulawesi bagian tengah, Maluku, dan Pulau Papua. 

Andri menambahkan, peningkatan kecepatan angin hingga mencapai maksimal 25 knot terpantau di Laut Andaman, Laut Cina Selatan, Samudra Hindia sebelah barat daya, hingga selatan Jawa Barat, Laut Jawa bagian tengah dan timur, Laut Flores, Laut Banda, Laut Seram, Laut Halmahera, dan Laut Maluku yang mampu meningkatkan tinggi gelombang di wilayah sekitar perairan tersebut. 

Sedangkan, labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal terdapat di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bengkulu, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Papua Barat, Papua Tengah, Papua dan Papua Pegunungan.

"Secara umum, kombinasi fenomena-fenomena cuaca tersebut diprakirakan menimbulkan potensi cuaca signifikan dalam periode 20-25 Juli 2024. Di antaranya berupa hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir, dan angin kencang," ujar Andri. 

Potensi hujan lebat dan angin kencang 20-25 Juli 2024 

Berikut daftar wilayah yang berpotensi alami hujan lebat, petir, dan angin kencang pada 20-25 Juli 2024: 

- Sumatera Barat 
- Kalimantan Utara 
- Sulawesi Tenggara 
- Maluku 
- Papua Barat Daya 
- Papua Tengah 
- Papua 
- Pegunungan Papua. 

Selain itu, kata Andri, beberapa wilayah juga berpotensi mengalami angin kencang, meliputi: 

- Banten 
- Jawa Barat 
- Nusa Tenggara Barat (NTB) 
- Nusa Tenggara Timur (NTT) 
- Sulawesi Barat 
- Sulawesi Selatan 
- Sulawesi Tenggara 
- Maluku 
- Papua Barat 
- Papua Tengah. 

"Kepada masyarakat di wilayah tersebut, kami imbau untuk senantiasa waspada dan siap-siaga. Utamanya apabila sedang berkendara ketika angin kencang terjadi karena dapat mengakibatkan baliho dan pohon tumbang atau menerbangkan material-material berbahaya," tambah Andri.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Suhu Dingin Diperkirakan hingga September 2024, Apakah Hanya di Pulau Jawa?"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Terbaru