Kementerian ESDM: Implementasi B35 Capai 8,9 Juta Kilo Liter Hingga September 2023

Kamis, 02 November 2023 | 22:39 WIB   Reporter: Lailatul Anisah
Kementerian ESDM: Implementasi B35 Capai 8,9 Juta Kilo Liter Hingga September 2023

ILUSTRASI. Pekerja memanen kelapa sawit di Bogor, Jawa Barat, Senin (26/04). Kementerian ESDM: Implementasi B35 Capai 8,9 Juta Kilo Liter Hingga September 2023.


BIODIESEL - NUSA DUA. Pemerintah resmi menerapkan penggunaan campuran 35% minyak sawit dalam bahan bakar atau dikenal dengan program biodiesel 35% (B35) secara masif sejak 1 Agustus 2023 lalu.

Direktur Jenderal Energi Baru dan Terbarukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yudo Dwiananda Priaadi melaporkan, per September 2023, produksi biodisel 35 (B35) mencapai 8,9 juta kilo liter (KL) atau 68% dari target sebesar 13,15 juta KL. 

"Hingga September 2023, kontribusi domestik dalam B35 sudah mencapai 8,9 juta kilo liter (68%) serta yang diekspor telah mencapai 121.000 kilo liter,” kata Yudo Indonesia Palm Oil Conference 2023 di Nusa Dua, Kamis (2/11). 

Yudo mengatakan, program mandatori biodiesel ini merupakan salah satu kunci dalam mencapai penurunan emisi gas rumah kaca di Indonesia. 

Baca Juga: PTPN III Bakal Bangun Pabrik FAME di KEK Sei Mangkei, Estimasi Produksi Januari 2025

Untuk mencapai target zero emission, ke depan Indonesia membutuhkan lebih banyak pasokan kelapa sawit. "Saat ini, target emisi sudah mencapai 30% dan bioenergi biodesel merupakan kontributor utama dalam mencapai target tersebut," terang Yudo. 

Tidak hanya biodiesel, Indonesia kini tengah mengembangkan penggunaan energi terbarukan lainnya yang berbahan kelapa sawit. 

Baru-baru ini, pemerintah melalui maskapai "plat merah" telah menguji coba bahan bakar pesawat terbang atau bioavtur yang merupakan hasil dari penelitian Pertamina dan Institut Teknologi Bandung (ITB). 

Yudo melaporkan uji mutu sudah mulai dilakukan dengan mencampurkan 2,4% bioavtur dalam komposisi bahan bakar pesawat CN-235-220 FTB dan telah menunjukkan keberhasilan. 

Untuk itu, ia menargetkan produksi biovatur secara masih akan dilaksanakan pada tahun 2026 mendatang. 

Baca Juga: Musim Kering, Kantong Emiten CPO Bisa Kering

Merespons Hal tersebut, pelaku usaha menyambut baik upaya pemerintah dalam mengembangkan energi berbasis kelapa sawit. 

General Manager Green Energy Apical Group, Aika Yuri Winata menyatakan pentingnya peran perusahaan dalam memperkenalkan pengembangan minyak nabati kepada dunia.

Selain itu Sustainable Aviation Fuel (ASF) bukan hanya masa depan energi terbarukan di masa yang akan datang, namun juga mempertegas kelapa sawit sebagai minyak nabati paling berkelanjutan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dunia di masa yang akan datang.

“Sektor penerbangan global adalah kontributor penting terhadap emisi CO2, mencakup 3% dari emisi pada tahun 2019. Ini juga menjadi salah satu sektor yang paling sulit untuk didekarbonisasi, dengan komitmen untuk mencapai emisi net-zero pada tahun 2050," jelas Aika. 

Untuk itu, menurutnya, SAF muncul sebagai alternatif yang paling menjanjikan dan layak untuk bahan bakar pesawat konvensional, mampu mengurangi emisi CO2 hingga 90%.

Aika bilang untuk mempercepat adopsi SAF dan melakukan dekarbonisasi perjalanan udara, penting untuk memanfaatkan kekuatan wilayah ASEAN.

Baca Juga: Impor Bensin Melonjak, Pemerintah Dorong Pemanfaatan BBN di Sektor Transportasi

Negara-negara ASEAN secara kolektif menawarkan lebih dari 16 juta metrik ton minyak limbah dan sisa setiap tahun, dengan bahan baku potensial seperti minyak jelantah, limbah pabrik kelapa sawit, minyak tandan buah kosong, dan distilasi asam lemak kelapa sawit. 

Menurutnya, saat ini ada tiga hal yang masih menjadi tantangan bagi implementasi SAF di Indonesia dan juga di dunia. 

Pertama, Indonesia sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia dituntut untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit.

Kedua, biaya produksi bioavtur yang masih tinggi dibandingkan dengan Fossil.

Ketiga, kebijakan pemerintah yang saling terintegrasi dalam mendukung kebijakan bioenergy khususnya bioavtur sangat diperlukan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Noverius Laoli
Terbaru