KONTAN.CO.ID - BANTEN. Pembangunan moda raya terpadu (MRT) trase North South Line Extension diproyeksikan membawa banyak manfaat bagi warga Provinsi Banten dan DKI Jakarta.
Proyek ini dinilai bukan sekadar menghadirkan sarana transportasi publik, tetapi juga menjadi bagian dari upaya membangun peradaban baru di kawasan Jabodetabek.
Gubernur Banten Andra Soni menegaskan, kehadiran MRT yang menghubungkan Banten dan Jakarta sangat relevan mengingat populasi dan mobilitas penduduk kedua provinsi yang tinggi.
“Populasi penduduk Banten sama besar dengan Jakarta. Mobilisasi warga antara kedua wilayah juga sangat padat. Kami meyakini, dengan adanya MRT, pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten akan semakin terdorong,” ujar Andra dalam keterangannya, Kamis (24/9/2025).
Baca Juga: Pramono Berharap MRT Bisa Tersambung dari Pondok Labu hingga Banten dalam 4-5 Tahun
Data Pemkot Tangerang Selatan menunjukkan sekitar 70 persen dari 1,5 juta penduduk kota tersebut beraktivitas hilir mudik ke Jakarta setiap hari.
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Pilar Saga Ichsan menilai perpanjangan jalur MRT dari Jakarta menjadi kebutuhan mendesak.
“Perpanjangan jalur MRT sangat penting bagi warga kami yang sebagian besar bekerja atau beraktivitas di Jakarta,” kata Pilar.
Untuk merealisasikan proyek ini, pemerintah menyiapkan sejumlah opsi pembiayaan, mulai dari G to G loan (government-to-government), skema KPBU (Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha), hingga investasi swasta murni dan pembiayaan alternatif lainnya.
Pemprov Banten saat ini terus berkoordinasi dengan berbagai pihak guna memastikan kelayakan proyek, termasuk pelaksanaan feasibility study (FS) rute MRT North-South Line Extension yang akan menghubungkan Lebak Bulus–Serpong.
“Belum lama ini sudah ada MoU antara MRT dan Sinar Mas Land terkait pelaksanaan FS. Kajian ini akan menilai kelayakan dari berbagai aspek,” jelas Andra.
Baca Juga: Tarif MRT LRT Transjakarta Tanggal Ini Rp 1, Cek Rekomendasi Keliling Jakarta Murah
Rapat koordinasi juga telah digelar bersama Kementerian Perhubungan, PT KAI, Direksi MRT, dan para kepala daerah di wilayah Tangerang Raya yang meliputi Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan.
Kajian mencakup kesiapan kelembagaan, finansial, serta faktor teknis lainnya.
Andra menekankan bahwa proyek MRT Banten–Jakarta ini sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.
Namun, ia mengakui proses pembangunan tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat karena harus melalui berbagai tahapan.
“Kami akan berupaya maksimal agar pembangunan MRT ini dapat terealisasi dengan baik. Meski eksekusinya tidak bisa segera, koordinasi yang telah dilakukan dengan berbagai pihak merupakan langkah positif,” ujarnya.
Menurut Andra, pola kerja sama business-to-business (B2B) juga menjadi pilihan bijak dalam mendukung pembangunan MRT.
“Jika berbicara tentang fiskal, sulit bagi Jakarta saja untuk menanggungnya. Karena itu kami berdiskusi dengan Gubernur Jakarta, dan beliau menyatakan dukungan penuh,” tambahnya.
Baca Juga: Usai Digratiskan Sepekan, Tarif MRT & Transjakarta Kembali Normal Hari Ini (8/9)
Andra optimistis kehadiran MRT akan memberikan banyak dampak positif, mulai dari mempermudah mobilitas warga, mengurangi kemacetan, hingga mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan penyangga Jakarta.
“Kami yakin moda transportasi ini akan mengurai kemacetan sekaligus meningkatkan konektivitas antara Banten dan Jakarta,” tegasnya.
Sebelumnya, PT MRT Jakarta (Perseroda) menyepakati penjajakan potensi kerja sama terkait pengembangan jaringan MRT dari Lebak Bulus, Jakarta Selatan menuju ke wilayah Serpong, Tangerang Selatan.
Penjajakan kerja sama ini utamanya meliputi pembuatan studi kelayakan (feasibility study) pembangunan jalur mass rapid transit menuju Tangerang Selatan, yang mencakup; identifikasi trase, demand, biaya investasi, biaya operasional, kelayakan ekonomi dan bisnis, hingga aspek terkait kelembagaan dan regulasi. Rencananya, kerja sama ini akan berlangsung selama 2 tahun ke depan.
Kesepakatan ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman di Stasiun MRT Jakarta Lebak Bulus, Jakarta, Kamis (24/7/2025) .
Acara penandatanganan ini turut disaksikan langsung oleh Wakil Gubernur Provinsi Banten Achmad Dimyati Natakusumah, Kepala Badan Pembinaan BUMD Provinsi DKI Jakarta Syaefuloh Hidayat, Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie, Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat, dan Direktur PT Bumi Serpong Damai Tbk Christopher Siswanto.
Baca Juga: Hari Terakhir, Tarif Transjakarta, LRT & MRT Jakarta Hari Ini (7/9) Rp 1
“Penandatanganan Nota Kesepahaman ini merupakan momen bersejarah bagi pembangunan sistem perkeretaapian modern perkotaan di Indonesia. Kerja sama ini juga menunjukkan bahwa upaya menghadirkan layanan terbaik bagi masyarakat dapat dilakukan bersama-sama dengan berbagai pihak, termasuk pihak swasta,” ungkap Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat.
Hasil dari kajian ini, kata Tuhiyat akan disampaikan kepada pemerintah selaku pemangku kebijakan dalam menentukan alternatif solusi maupun kebijakan terkait pengembangan sistem perkeretaapian perkotaan modern nasional.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gubernur Banten: MRT Lebak Bulus–Serpong Dorong Ekonomi dan Bangun Peradaban Baru di Jabodetabek, https://www.tribunnews.com/metropolitan/7733647/gubernur-banten-mrt-lebak-bulusserpong-dorong-ekonomi-dan-bangun-peradaban-baru-di-jabodetabek?page=all.
Selanjutnya: Pemerintah Raup Rp 41,09 Triliun dari Pajak Usaha Digital per Agustus 2025
Menarik Dibaca: 8 Inspirasi Warna Cat Rumah yang Selalu Tampak Segar Sepanjang Tahun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News