Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Tanggapi Pembakaran Mobil Polisi di Cimanggis

Kamis, 24 April 2025 | 12:35 WIB   Penulis: Ryan Suherlan
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Tanggapi Pembakaran Mobil Polisi di Cimanggis

ILUSTRASI. Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih Provinsi Jawa Barat Dedi Mulyadi (kiri) dan Erwan Setiawan (kanan) memberikan sambutan saat rapat pleno terbuka Penetapan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih Provinsi Jawa Barat 2024 di Hotel Grand Mercure, Bandung, Jawa Barat, Kamis (9/1/2024). KPU Jawa Barat menetapkan pasangan Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat periode 2025-2030 dengan perolehan suara sebanyak 14.130.192 atau unggul 62,22 persen pada Pilkada serentak 2024 lalu. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/Spt.


DEDI MULYADI - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang kerap disapa KDM melakukan diskusi dengan Kapolres dan Wali Kota Depok usai tragedi pembakaran mobil polisi di Cimanggis, Kota Depok pada Rabu (23/4).

Pertemuan ini digelar karena menindaklanjuti tragedi pembakaran mobil polisi perihal sengketa tanah antara warga yang tinggal di Kecamatan Cimanggis dengan pemilik sertifikat tanah yaitu perusahaan milik BUMN.

Setelah di hari sebelumnya Dedi Mulyadi meninjau langsung lokasi pembakaran mobil polisi di Cimanggis, ia merasa hal ini harus ditindak lebih lanjut karena sudah masuk ke ranah premanisme.

Baca Juga: Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Bertemu Dengan Atlet Muay Thai Peraih Medali Emas PON

Melalui diskusi tersebut, Kapolres Kota Depok memaparkan awal mula dan juga inti permasalahan yang terjadi sehingga timbulnya tragedi pembakaran mobil polisi di Cimanggis.

Bermula dari perusahaan properti milik BUMN yang akan membangun pagar pembatas dari lahan di Cimanggis, namun banyaknya warga yang tinggal di lahan tersebut selama bertahun-tahun namun tidak memiliki sertifikat.

“Ada dua kluster dan salah satunya itu berkonflik. Perusahaan properti milik BUMN akan membuat pagar pembatas namun diancam oleh warga setempat menggunakan air soft gun” Jelas Kapolres Kota Depok.

Dari tragedi tersebut, pekerja yang menggunakan eskavator ditembak menggunakan air soft gun sehingga terjadinya luka dan kerusakan di alat beratnya.

Baca Juga: Penggusuran Bangunan Liar di Subang, Gubernur Dedi Mulyadi Datangi Warga

“Terjadi karena ada konflik pertanahan, pemagaran dihalangi oleh warga. Lalu dilakukan tindakan intimidasi menggunakan air soft gun hingga terluka.” lanjut Kapolres Kota Depok.

Setelah itu, pengamanan dilakukan oleh satuan polisi guna menghindari adanya konflik dan tindakan anarkisme lainnya. Namun sayangnya, tiga mobil polisi dikepung warga dan salah satunya dibakar.

“Ada 3 mobil polisis yang satu dibakar dan sisanya dirusak. Yang melakukan adalah warga setempat” jawab Kapolres Kota Depok.

Mendengar penjelasan dari Kapolres, Dedi Mulyadi meminta agar bisa memastikan kependudukan setiap warga yang ada di Cimanggis dan para pelaku harus ditindak hukum karena sudah melakukan aksi premanisme dan anarkisme.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Targetkan Perbaikan Jalan di Jabar Selesai pada 2027

Dedi Mulyadi juga bercerita bahwa saat kunjungannya di hari sebelumnya, ia bertemu ibu dan anak yang ayahnya merupakan salah satu pelaku anarkisme tersebut. Dedi Mulyadi akan membantu keluarga yang membutuhkan namun proses hukum harus tetap dilakukan.

“Kalau ktia bantu adalah bantu keluarga yang bisa jadi lapar dan tidak makan karena bapaknya di tahan. Tapi proses hukum harus tetap dilakukan. Harus tegas.” Tegas Dedi Mulyadi mengenai keluarga pelaku.

Dari kejadian tersebut, sudah ditangkap sebanyak enam orang yang diduga sebagai pelaku. Salah satunya berinisial TS yang menjadi provokator dalam tragedi pembakaran mobil polisi.

Sebagai solusinya, Dedi Mulyadi akan bertemu dengan jajaran Pemerintah Kota Depok beserta Dirjen Disdukcapil Kemendagri untuk memoderatori masalah ini.

Baca Juga: Rombongan Petani Cianjur Datangi Gubernur Dedi Mulyadi Ngadu Soal Penipuan Pinjaman

“Maka konflik pertanahan akan jadi peristiwa yang sangat menonjol di perkotaan dan ini perlu langkah-langkah penanganan secara komprehensif.” Kata Dedi Mulyadi.

Dedi Mulyadi memastikan bahwa premanisme harus susut dan penegakan hukum tidak boleh dilawan dengan premanisme.

“Di sini gak boleh bikin kegaduhan dan rusuh. Harus junjung tinggi adat dan istiadat masyarakat Jabar yang mengedepankan semangat silih asah silih asih silih asuh.” Ucap Mulyadi.

Selanjutnya: Cara Menabung Emas di Pegadaian, Harga Emas Antam Turun Jadi Rp 2.075.000

Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Capricorn di Tahun 2025 Seputar Keuangan dan Karier

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ryan Suherlan
Terbaru