"Melalui survei serologi ini, kami dapat memperkirakan proporsi warga Jakarta yang pernah terinfeksi oleh virus SARS CoV-2, baik yang teridentifikasi / terkonfirmasi oleh tes PCR maupun yang tidak," kata Widyastuti Konferensi Pers Diseminasi Hasil Survei Serologi Covid-19 secara daring, pada Sabtu (10/7).
Sebagai gambaran survei serologi ini dilaksanakan berbasis populasi dengan metode sampling, pada kurun waktu 15 Maret -31 Maret 2021.
Survei serologi dilakukan di 100 kelurahan di 6 wilayah Kota/Kabupaten Administrasi, mencakup 4.919 sampel berusia >1 tahun sebanyak 98,4%, dari total 5.000 target sampel, meliputi 54% perempuan dan 46% laki-laki, dengan kelompok usia 1-14 tahun sebanyak 21,6%, 15-49 tahun 52%, dan 50+ tahun sebanyak 26,4%.
Penelitian survei serologi ini juga bisa melihat gambaran lebih utuh tentang situasi pandemi di Jakarta. Sehingga, strategi penanganan dan pengendaliannya pun bisa disesuaikan.
Pada kesempatan itu, pakar epidemiologi dari Tim FKM UI, Pandu Riono menjabarkan, dari hasil survei serologi terlihat bahwa hampir separuh penduduk Jakarta pernah terinfeksi Covid-19.
Populasi terbanyak yang pernah terinfeksi virus corona adalah pada usia 30-49 tahun. Infeksi pada kelompok perempuan juga tercatat lebih tinggi yakni mencapai 47,9%. Sementara kelompok masyarakat yang belum kawin lebih rendah risiko terinfeksi dengan persentase 39,8%.
"Penduduk di wilayah padat penduduk lebih rentan terinfeksi Covid-19 yakni dengan persentase 48,4%. Semakin meningkat indeks massa tubuh, semakin banyak juga yang terinfeksi, dalam hal ini kelebihan berat badan sebesar 52,9% dan obesitas 51,6%. Orang dengan kadar gula darah tinggi juga lebih berisiko," paparnya.
Baca Juga: UPDATE vaksinasi corona di Jakarta Jumat (7/9) sudah 5,38 juta orang, 61% dari target
Ia juga menjelaskan, hasil survei serologi juga menunjukkan prevalensi penduduk yang pernah terinfeksi vius corona adalah sebesar 44,5% dengan estimasi warga yang pernah terinfeksi adalah 4.717.000 dari total penduduk Jakarta sebanyak 10.600.000 orang.
Dari jumlah estimasi warga yang pernah terinfeksi dalam survei serologi itu, hanya 8,1% yang terkonfirmasi. Sebagian besar yang pernah terinfeksi, tidak terdeteksi. Selain itu, sebagian besar yang pernah terinfeksi, baik terdeteksi maupun tidak terdeteksi, tidak pernah merasakan gejala.
Pandu memperkirakan upaya mencapai kekebalan komunal atau herd immunity di Jakarta akan lebih sulit tercapai karena Jakarta adalah kota terbuka dengan mobilitas intra dan antarwilayah yang tinggi.
"Konsekuensinya, semua penduduk yang beraktivitas di Jakarta, baik warga Jakarta maupun pendatang, harus memiliki kekebalan (telah tervaksinasi) yang dapat mengatasi semua varian virus,” terang Pandu Riono.
SELANJUTNYA>>>