Saat ini MRT jalur utara-selatan sudah beroperasi sepanjang 16 kilometer dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI, dengan rata-rata penumpang harian telah mencapai 100.000 per hari.
Selain penyelenggaraan MRT, Pemprov DKI Jakarta juga telah memberikan mandat kepada PT MRT Jakarta untuk melakukan pengelolaan dan pengembangan kawasan beroritentasi transit (TOD - Transit Oriented Development) pada MRT jalur utara-selatan.
"Kami berharap dengan pengembangan jalur MRT Jakarta fase 3 akan mendukung perkembangan
transportasi publik perkeretaapian yang berdampak luas bagi masyarakat DKI Jakarta dan sekitarnya," ujar Heru.
Sebagai informasi, MRT jalur timur-barat merupakan inisiatif bersama antara Kemenhub dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pembangunan ini merupakan bagian dari pengembangan jaringan MRT jalur utara - selatan yang merupakan tulang punggung jaringan transportasi massal berbasis rel di DKI Jakarta dan kawasan penyangga di sekitarnya.
Baca Juga: Tarif LRT Jabodebek Rp 5.000 untuk 1 Kilometer Pertama dan Rp 700 untuk Km Berikutnya
Saat ini telah dicapai konsensus kelembagaan MRT timur barat fase 1, yang merupakan replika dari skema MRT utara-selatan, yaitu Kemenhub sebagai Executing Agency, Pemprov DKI Jakarta sebagai Implementing Agency, dan PT MRT Jakarta sebagai Sub-Implementing Agency, serta menerapkan skema pembiayaan on-granting on-lending.
Pada fase 1 tahap 1 ini, pengembangan MRT koridor timur-barat akan meliputi jalur dari Tomang sampai dengan Medan Satria.
Jika keseluruhan koridor sudah tersambung, maka koridor ini akan membentang sepanjang 90 km dari Balaraja di Tangerang hingga Cikarang, serta melintasi tiga provinsi, dua kabupaten, dan tiga kota.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News