Mata berkaca-kaca, Ganjar minta maaf ada penolakan jenazah perawat corona

Sabtu, 11 April 2020 | 13:26 WIB   Reporter: kompas.com
Mata berkaca-kaca, Ganjar minta maaf ada penolakan jenazah perawat corona

ILUSTRASI. Gubernur Jawa Tengah usai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Selasa (9/7).


DAMPAK VIRUS CORONA - SEMARANG. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merasa teriris hatinya tatkala mendengar kabar penolakan pemakaman jenazah virus corona oleh sekelompok warga di daerah Sewakul, Ungaran, Kabupaten Semarang pada Kamis (9/4).

Ganjar mengaku terkejut, terlebih saat mengetahui jenazah yang masyarakat tolak pemakamannya itu adalah seorang perawat yang bertugas di RSUP Kariadi Semarang. Dengan sorot mata yang berkaca-kaca, ia pun menyampaikan permintaan maaf.

"Saya mendapatkan laporan yang mengejutkan, peristiwa yang membuat tatu ati (sakit hati). Sekelompok warga Ungaran menolak pemakaman pasien Covid-19. Ini kejadian kesekian kali, dan saya mohon maaf," katanya dalam cuplikan video di akun Instagram-nya, Jumat (10/4).

Baca Juga: Pasien positif corona tak jujur, 76 pegawai RSUD Purwodadi harus jalani rapid test

Ganjar tak ingin peristiwa penolakan pemakaman jenazah tersebut kembali terulang. Perawat adalah pahlawan kemanusiaan. Sejatinya seorang perawat merupakan pahlawan kemanusian yang rela berkorban dan harus dihormati jasa perjuangannya.

"Jangan ada lagi penolakan jenazah, apalagi seorang perawat yang seharusnya kita hormati atas jasanya sebagai pahlawan kemanusiaan. Dia adalah seorang pejuang karena berani mengambil risiko besar dengan merawat pasien Covid-19," tegas Ganjar.

Untuk itu, orang nomor satu di Jawa Tengah itu pun mengetuk hati seluruh warga masyarakat untuk lebih membangkitkan rasa kemanusiaan. "Saya ingin kembali mengajak bapak ibu untuk ngrogoh roso kamanungsan (membangkitkan rasa kemanusiaan) yang kita miliki," ujarnya.

Baca Juga: Hari ini, Kemenkes umumkan PSBB untuk Bogor, Depok, dan Bekasi

Selain itu, Ganjar menegaskan, pengurusan jenazah pasien Covid-19 sudah dilakukan sesuai prosedur penanganan yang aman baik dari segi agama maupun medis. Mulai dari penyucian secara syar'i kemudian dibungkus kantong plastik yang tidak tembus air hingga dimasukkan peti.

Editor: S.S. Kurniawan

Terbaru