Polemik Formula E, Pemprov DKI Jakarta ungkap 12 fakta, nomor 11 ada dari BPK

Kamis, 30 September 2021 | 16:25 WIB   Reporter: Ahmad Febrian
Polemik Formula E, Pemprov DKI Jakarta ungkap 12 fakta, nomor 11 ada dari BPK

ILUSTRASI. Motor racing - Formula E - Santiago ePrix - Santiago, Chile - January 26, 2019 HWA Racelab's Stoffel Vandoorne in action during the race REUTERS/Rodrigo Garrido


FORMULA E - JAKARTA.  Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tetap berencana menggelar penyelenggaraan balap mobil listrik atau Formula E tahun depan. Mayoritas Fraksi DPRD menyetujui rencana itu. Hanya dua fraksi menolak. 

Menghadapi pro kontra yang terus bergaung, Pemprov DKI Jakarta mengungkapkan 12 fakta terkait penyelenggaraan Formula E. Berikut penjelasan dan fakta dari Pemprov DKI Jakarta terkait Formula E,  dikutip Kontan.co.id dari sirus PPID DKI Jakarta, Kamis (30./9)

Pertama, Isu atau katanya: Formula E merupakan pemborosan APBD

Faktanya:
-Hampir semua even dunia seperti Asian Games, Olimpiade, Formula 1, MotoGP dan  Formula E membutuhkan dana dari pemerintah. Termasuk Asian Games 2018 dan Moto GP Mandalika Maret 2022.
- Asian Games 2018 dan Moto GP Mandalika Maret 2022, dan Formula E Juni 2022 bukan pemborosan APBN/APBD, karena memberikan manfaat ekonomi dan reputasional yang luar biasa bagi Indonesia.
- Manfaat ekonomi: stimulus ekonomi dan multiplier efek yang ditimbulkan.
- Manfaat reputasional: citra Indonesia dan Jakarta yang semakin baik di dunia, sehingga bisa menstimulus turisme dan investasi

Kedua,  Katanya: hanya untung jika dilaksanakan lima tahun, mengapa Formula E dilaksanakan lima tahun berturut-turut? Hanya dua kota yang melaksanakan secara berturut-turut dan bahkan mereka merugi

Faktanya:
-Investasi infrastruktur jadi optimal jika infrastruktur itu dimanfaatkan bukan hanya untuk satu kali penyelenggaraan.
-Justru merugikan jika Formula E hanya dilaksanakan sekali. Biaya infrastruktur balapan yang merupakan salah satu pos pengeluaran terbesar menjadi tidak termanfaatkan beberapa kali.
-Akibat pandemi, dilakukan review ulang atas semua kerja sama Formula E di semua kota. Hasil kesepakatan baru antara Jakpro dengan FEO, adalah periode pelaksanaan disesuaikan tiga  tahun, yaitu 2022, 2023, dan 2024
-Tiga tahun merupakan waktu yang tepat untuk memaksimalkan manfaat dan dampak ekonomi

Ketiga, Katanya: komitmen fee Rp 2,3 triliun, biaya pelaksanaaan Rp 4,4 triliun

Faktanya:
-Komitmen fee Formula E adalah Ro 560 miliar (bukan hanya untuk tahun pertama, tapi untuk semua tahun penyelenggaraan).
-Kegiatan Formula E ditetapkan dalam rapat paripurna Paripurna DPRD dan menjadi Perda nomor 7 tahun 2019. Kegiatan Formula E tidak ditetapkan dalam Peraturan Gubernur secara independen, tapi dalam Peraturan Daerah, yaitu kesepakatan eksekutif bersama dengan DPRD.
-Tidak ada lagi tambahan biaya dari APBD untuk pelaksanaan Formula E, baik untuk tahun 2022, 2023 dan 2024
- Biaya pelaksanaan per tahun sekitar Rp 150 miliar, tidak dibayar oleh APBD tapi akan bersumber dari sponsorship yang akan dilakukan oleh Jakpro
- Dalam perjanjian kerja sama yang terkini, tidak ada keperluan untuk dibuatkan bank garansi
- Jangka waktu 3 tahun
- Itu semua ada data yang akurat, kesepakatan antara Jakpro dengan FEO (Formula E Operations) adalah sebagaimana ditulis di atas. Apalagi setelah terjadi pandemi, semua rencana pelaksanaan di berbagai kota dunia dilakukan penyesuaian.
Kesimpulan:
- Pembiayaan Formula E yg berasal dri APBD 2019 yang sudah dibayarkan 2 tahun yang lalu.
- Pembayaran dilakukan sebelum adanya pandemi tahun 2020
- Tidak ada biaya lagi dikeluarkan dari APBD baik untuk komitmen fee maupun biaya penyelenggaraan ke depan.

Keempat. Katanya: besaran komitmen fee Formula E du Jakarta terlalu tinggi dibandingkan kota lain di dunia.

Faktanya:
- Perbandingan komitmen fee antar kota tidka bisa dilakukan scara apple to apple . Beberapa kota menanggung hanpir seluruh biaya penyelenggaraan sedangkan di sebagian kota yg lain FEO banyak meng kover biaya
- Biaya Komitmen fee masing-masing kota atau negara berbeda dipengaruhi oleh, apa saja yg dicover oleh FEO, jarak lokasi dengan kota penyelenggara lain, kapan kota tersebut menjadi tuan rumah semakin akhir semakin tinggi komitmen fee
- Untuk Jakarta ada beberapa faktor yg mempengaruhi pembiayaan, FEO mengcover biaya broadcasting + Penyiaran live di 150 negara. Akomodasi ribuan official selama sekitar 1 bulan. Panggung dan stage, posisi geografis Indonesia membuat biaya logistik yg FEO keluarkan jauh lebih tinggi dsri kota lain di Eropa dan Amerika
- Untuk biaya broadcasting (produksi dan Penyiaran) saja diperkirakan mencapai 2 juta poundsterling

Kelima, Katanya: biaya sebesar Rp 560 miliar bisa digunakan untuk pendidikan, penanggulangan Covid-19 dan lain-lain

Faktanya:
- Tidak betul pelaksanaan Formula E mengabaikan anggaran di sektor lain. Bahkan pembayaran sudah lunas tuntas di tahun 2019
- Penyusunan anggaran mempertimbangkan seluruh aspek dan jangka waktu target (pendek, menengah, panjang)
- Dana pendidikan, penanganan Covid-19 dan lain-lain tetap mendapat prioritas dan dipenuhi secara memadai, bahkan dalam penanganan Covid-19, DKI merupakan yang terbaik di Indonesia. Terkait vaksinasi, Jakarta merupakan salah satu kota yang paling sukses di dunia
- Sama dengan MotorGP Mandalika Maret 2022, Formula E Juni 2022 merupakan investasi jangka menengah dan panjang untuk mendongkrak citra Indonesia dan membuka peluang yang lebih luas di masa mendatang termasuk untuk bidang pariwisata, investasi, dan perdagangan dunia
- Sebagai informasi, Pemprov DKI mengeluarkan biaya dari APBD sebesar Rp 750 miliar untuk membangun equestrian (arena pacuan kuda) dan velodrome (arena balap sepeda) dalam rangka mendukung pelaksanaan Asian Games 2018. Fasilitas itu digunakan utamanya hanya satu kali, yaitu saat Asian Games 2018. Biaya ini pun tidak dianggap sebagai pengabaian anggaran pendidikan ataupun anggaran kesehatan karena masing-masing anggaran sudah memiliki posnya

Keenam,  Katanya: Formula E tidak membantu memulihkan ekonomi pasca Covid-19

Faktanya:
- Formula E memberikan dampak finansial, dampak ekonomi, dan dampak reputasional
- Dampak ekonomi adalah multiplier efek yang ditimbulkan oleh gelaran Formula E
- Dampak reputasional memberi pesan bahwa Indonesia back to business
- Dampak finansial merupakan keuntungan yang didapatkan oleh Jakpro


Ketujuh,  Katanya: Formula E tidak berdampak pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Bahkan 70% UMKM di Montreal merugi, di Bern penyelenggara merugi.

Faktanya:
-Berbeda dengan negara lain, Formula E di Jakarta bukanlah event satu hari saja. Tetapi merupakan rangkaian acara selama beberapa bulan menjelang dan setelah event sehingga dampak yang dihasilkan akan sangat berbeda
- Berbagai program yang melibatkan UMKM akan dilaksanakan oleh Dinas UMKM dan Jakarta Experience Board (BUMD), bekerja sama dengan swasta dan masyarakat luas.
- Aktivitas seperti festival, bazaar, pameran, konser, promo, bersama, konvensi/seminar, diyakini mampu mendongkrak ekonomi UMKM.

Kedelapan. Katanya: Formula E makin tidak populer, karena tiga pabrikan besar meninggalkan Formula E.

Faktanya:
- Pengunduran diri pabrikan adalah hal yang biasa dalam event balap internasional misalnya MotoGP, Formula 1, dan World Rally Championship (WRC), ini lebih dikarenakan strategi jangka panjang mereka, bukan karena kinerja event balap
- Menurut majalah Forbes (Mei 2021) popularitas Formula E yang merupakan gelaran balapan terbesar ke-3 di dunia ini terus meningkat. Ia disiarkan oleh 40 media internasional dan disaksikan di 150 negara di 6 benua.
- Season 6 (Tahun 2019) disaksikan oleh 400 juta pemirsa secara live.
- Mengingat penikmat Formula E kebanyakan adalah para millennials, diperkirakan popularitas Formula E di masa mendatang akan lebih tinggi, apalagi ini sejalan dengan trend otomotif global menuju kendaraan listrik
- Saat ini Formula E diikuti oleh 12 tim dan 7 pabrikan mobil termasuk di antaranya Jaguar, Porsche, Nissan, Penske, Nio, DS Tech, dan Mahindra. Jumlah pabrikan dan tim yang terlibat lebih banyak dari balapan lain. misalnya MotoGP diikuti oleh 12 tim dan 6 pabrikan (Aprilia, Ducati, Honda, Yamaha, Suzuki dan KTM), lalu Formula 1 yang diikuti oleh 10 tim dan 4 pabrikan (Renault, Ferrari, Honda dan Mercedes) dan WRC diikuti oleh 4 pabrikan (Toyota, Ford, Hyundai dan Citroen).

Kesembilan, Katanya: Formula E tidak berdampak pada Jakarta yang lebih ramah lingkungan.
Faktanya:
- Formula E senada dengan target Presiden Jokow Widodo bahwa Indonesia akan menjadi “Raja baterai hingga mobil listrik dunia” (CNN, 10 Agustus 2021).
- Menurut McKinsey, fans utama Formula E adalah millennials, upaya mendorong energi ramah lingkungan merupakan upaya jangka panjang lintas generasi, sehingga pelibatan generasi muda adalah mutlak.
- Kondisi udara di DKI Jakarta jauh dari ideal. diperkirakan 70 persen konsumsi BBMadalah oleh kendaraan bermotor, sehingga upaya mendorong mobil listrik merupakan solusi andal untuk memperbaiki kualitas udara dan lingkungan di Jakarta.

Kesepuluh,.Katanya: Formula E tidak ada di  Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). 

Faktanya:
- Event internasional dan besar seperti Formula E, MotoGP Mandalika Maret 2022 dan bahkan Asian Games 2018 memang nama kegiatannya (nama Asian Games) misalnya) tidak disebutkan secara spesifik baik di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) maupun RPJMD.
- Landasan pelaksanaan selalu merujuk pada garis besar rencana pembangunan yang ada di RPJMD yaitu:
- Formula E masuk dalam RPJMD 2017-2022, dalam bagian "penyelenggaraan event pariwisata bertaraf internasional"
- RPJMD Hal 271: Sasaran misi kedua salah satunya berbunyi: "Meningkatkan pertumbuhan investasi di Jakarta"
- RPJMD Hal 272 dan 293: Sasaran kedua dari tujuan kedua atas misi kelima: "Terwujudnya Jakarta sebagai kota tujuan wisata yang berdaya saing internasional" Salah satu strategi yang didorong adalah pelibatan peran serta masyarakat, penerapan sertifikasi usaha pariwisata, dan penerapan E-Tourism.

Kesebelas, katanya: Ada temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan belum ditindaklanjuti
Faktanya:
- BPK menyampaikan tiga rekomendasi, yang semuanya sudah di-follow up dan telah dinyatakan tuntas, yaitu:
- Tidak ada lagi dana dari APBD dan pelaksanaannya secara B to B. Jakpro akan menjalankan Formula E secara B to B murni, di mana tidak ada tambahan dana dari APBD lagi, diluar dana yang telah dikeluarkan.
- Formula E dilaksanakan. Jakpro terus berkoordinasi dengan promotor Formulai E,   FEO dan telah menyusun tim OC untuk melaksanakan Formula E 2022.
- Dilakukan feasibility ulang,  Jakpro, menggunakan referensi dari berbagai konsultan, telah melakukan feasibility ulang.
- Tidak ada temuan kerugian negara maupun potensi kerugian negara, serta tidak ada rekomendasi untuk ditunda.


Keduabelas, Katanya: Penyelenggara Formula E melebihi jabatan Gubernur
Faktanya:
- Anggaran yang dibayarkan oleh Pemprov DKI hanyalah komitmen fee awal saja yang telah dibayarkan pada tahun 2019. Selanjutnya akan dilaksanakan oleh Jakpro secara murni B to B, melalui sponsorship.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 3 Tampilkan Semua
Editor: Ahmad Febrian
Terbaru